Dengan menjalankan risetnya, Geertz berhasil memaparkan tiga variasi dalam masyarakat berkaitan dengan agama dan tingkatan sosial, yakni: (1) Abangan, kelompok animistik yang tetap memeluk agama Islam tanpa menjalankan ajaran didalamnya. (2) Santri, kelompok pemeluk agama Islam secara mendalam dan menjalankan segala ajaran, seperti: puasa, sholat, melafalkan Al-Quran, dan lainnya. (3)Â Priyayi, kelompok yang memeluk keyakinan dari berbagai kepercayaan baik Islam maupun Hindu dan kebatinan. Pada kelompok priyayi mengedepankan peranan etika, kesopanan, dan lainnya, sama halnya yang dilakukan oleh pihak Keraton. Dalam Keraton tetap menjalankan kewajiban dan ajaran secara agama Islam, namun juga menjalankan kebatinan seperti bertapa dan sebagainya.
Terkait adanya produksi budaya dari Geertz menurut pendapat saya secara pribadi memberikan pandangan dan kemudahan bagi masyarakat saat ini untuk memahami golongan kepercayaan seseorang.Â
Adanya pemahaman akan abangan terlihat pada orang yang menjalankan ibadatnya seperti kejawen, dimana mereka memeluk agama Islam namun tetap menjalankan ritualnya. Selain itu, dengan pandangan yang ada juga dapat memberi dampak buruk.
Hal ini dikarenakan munculnya beberapa oknum dari abangan yang menilai kaum santri sebagai kelompok yang "sok suci", dan kebalikannya kelompok santri memandang abangan sebagai kelompok gagal dalam implementasi agama Islam.Â
Menurut saya produksi budaya ini masih relevan hingga sekarang, dan seharusnya dijaga untuk menumbuhkan toleransi antar masyarakat dengan menganggapnya sebagai keberagaman yang unik.
Pada Indonesianis kedua, yakni Anthony John yang berasal dari Amerika Serikat mengkaji atau memproduksi budaya terkait literasi dan Vernakularisasi Al-Quran. Anthony John ini memberikan kontribusi pada teks-teks keislaman dan penafsiran di Indonesia. Selain itu, John juga memberikan kontribusinya pada produksi budaya Indonesia dalam organisasi struktural dan mitros historiografi Jawa (dalam Lembah Sejarah, 2013, h.118). Dalam penemuannya ini membantu dalam penguraian mitos berdasar historiografi Jawa terlebih dalam kisah kerajaan Majapahit.
Anthony John memberikan produksi penafsiran mitos dalam tekstualitas yang berguna bagi masyarakat. Mitos yang berkembang kala itu berkaitan dengan kisah para dewa Hindu dan Nabi Islam, dengan penafsirannya memberikan makna dari tiap kisah yang digunakan masyarakat sebagai acuan menjalani kehidupan.Â
Masyarakat yang awam dan masih buta aksara memiliki keterbatasan dalam memahami suatu makna tekstualitas, sehingga peran dari penafsir pun sangat penting.Â
Pada sisi lainnya, John juga memberikan produksi budaya dalam hal literasi. Budaya literasi ini berguna bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan terkait sejarah ataupun kebudayaan, serta memberi pemahaman dari manakah ia berasal.
Pembentukan produksi budaya ini menurut saya sangat baik adanya, dikarenakan dapat membentuk pola pikir seseorang dari hasil membaca dan memahami terkait suatu hal.Â