Hehe..miris memang jika kita menelisik soal intelektual dan kampus kita. Kemerosotan Profesionalisme dan intelektualitas tentunya bukan saja karena soalan kampus dengan berbagai aturan hambarnya itu,namun mediajuga ikut berperan penting dalam kemerosotan intelektual dan daya kita. Betapa tidak, media di indonesia seakan tidak lagi independen dengan menganut asas bebas dan beretika, namun media kita kini menjadi corong kepentingan para konglomerat pers. Kepentingan akan elit media menjadi sorotan utama media-media kita, bahkan kaidah jurnlistik tidak lagi menjadi panutan.media saling serang dan saling menjatuhkan demi kepentingan para pemilik saham. Bahkan sebagian media kini hanya berfokus pada hiburan yang tidak mendidik dan terkesan membodohi masyarakat, menyuguhkan tayangan mistik dan pelecehan, bukankah media juga diamanhkan sebagai lembaga informasi dengan menyampaikan informasi yang mendidik masyarakat?, lalu kenapa masih ada program media yang hanya membuat sensasi dan gejolak.
Bahkan lembaga control mediapun seakan tak mampu berbuat apa-apa, bukankah aturan dan etika sudah kita miliki? Lalu kenapa setiap pelanggaran itu tidak ditindak dan disangsikan bagi media yang melanggar.
Sebagai generasi muda tentunya kita memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk kepentingan bangsa ini kedepan, jika kita tidak memulai untuk merubahnya sekarang, maka jangan menyesal dan jangan kucurkan air mata, jika kedepannya keburukan dan ketidak pantasan akan menjadi budaya bangsa ini. Adab dan moral bangsa Indonesia yang sangat jelas terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945 nantinya hanya sebatas jargon Indonesia, namun rakyatnya menjadi keji dan bringas dalam melakukan kejahatan.
Semoga masih ada mahasiswa dan generasi muda Indonesia yang tidak termasuk golongan masyarakat dan penghuni KAMPUNG PUSAKA, karena jika kesemuanya menjadi penghuninya, maka bubarla bangsa ini, pupus sudah harapan kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki karakter serta berdiri dengan kaki sendiri serta berkarya dengan karya sendiri.
Memang bukan saatnya lagi kita saling menyalahkan dan saling tuding siapa yang benar dan siapa yang salah, namun yang menjadimasalah adalah, seberapa mampukah kita untuk melakukan hal yang baik dan seberapa bisakah kita berbuat untuk bangsa ini. Semoga intelektual generasi kita tidak hilang ditelan kepentingan, jika intelektualkita telah pudar, maka jangan biarkan intelektualitu hilang dan terhapus, hanya karena setetes keringat busuk dari ketuak Koruptor dan penjilat asing di negeri ini.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H