Mohon tunggu...
Ivaldy Ancelcahyandanu
Ivaldy Ancelcahyandanu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Merupakan Mahasiswa di UPN Veteran Yogyakarta jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pandangan Russia terhadap Keinginan Ukraina untuk Bergabung dengan NATO

9 Oktober 2022   22:27 Diperbarui: 10 Oktober 2022   00:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

NATO (North Atlantic Treaty Organization) adalah sebuah aliansi pertahanan yang terdiri dari 30 negara yang mencakup Amerika Utara dan Eropa. NATO dibentuk sebagai bagian dari penandatanganan perjanjian Washington (Washington Treaty) pada tahun 1949. NATO dibentuk dengan tujuan untuk menjaga keamanan serta kebebasan dari negara anggota di bidang ekonomi dan politik melalui nilai - nilai demokrasi yang dianut secara bersama sama oleh negara anggota. Sebagai kekuatan politik dan militer dunia, NATO memiliki peran dalam menciptakan keamanan, kesejahteraan, serta kebebasan bagi negara – negara yang memilih untuk bergabung menjadi Anggota. NATO mendorong adanya nilai nilai demokrasi yang didukung melalui konsultasi dan kerjasama di bidang pertahanan keamanan yang didasari oleh rasa saling percaya dengan tujuan untuk mencegah konflik. NATO berfokus kepada penggunaan diplomasi sebagai instrument utama dalam meciptakan perdamaian, namun tidak menutup kemungkinan untuk dapat menggunakan kekuatan militernya untuk dapat menyelesaikan suatu konflik.

Sebelum bergabung kedalam NATO. Ukraina telah bergabung menjadi  anggota Zona Peradagangan dengan Uni Eropa. Tindakan Ukraina yang berkeinginan untuk bergabung ke dalam NATO dianggap merupakan sebuah ancaman terhadap Russia. Hal ini dikarenakan ketika masih menjadi bagian dari Uni Soviet (Republik Sosialis Soviet - Ukraina). Russia (Uni Soviet) memiliki kendali terhadap segala dianamika yang dilakukan oleh Ukraina. Kebijakan yang dibuat oleh presiden Gorbachev dengan tujuan Prestroika atau rekonstruksi, yaitu kebijakan untuk mengadopsi Ekonomi dan politik liberal yang bertujuan untuk membuat ideologi yang dianut Uni Soviet menjadi lebih efisien dalam mengembangkan ekonomi serta politiknya dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri. Russia menginginkan agar Ukraina tetap menjadi negara netral. Hal ini mempermudah Russia dalam mempengaruhi Ukraina, terlebih secara geografis Ukrania memiliki posisi yang berdekatan dengan Russia. dikelilingi dengan negara pecahan dari Uni Soviet. Meskipun Uni Soviet yang memiliki sifat liberal sudah tidak lagi ada dan digantikan oleh Uni Soviet yang telah diubah oleh Lenin menjadi negara sosialis. Meskipun berbeda, namun kekuatan dan pengaruh Russia masih besar. Kekuatan dan pengaruh ini menjadikan Russia masih memiliki kendali terhadap negara negara yang baru terbentuk pasca pecah nya Uni Soviet. Kendali tersebut didapatkan melalui kerjasama bilateral antara negara negara pecahan Uni Soviet. Mengingat negara negara tersebut baru merdeka sehingga masih kesulitan untuk bangkit terutama pasca krisis ekonomi akibat perang dingin yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet. krisis ekonomi yang terjadi kemudian dimanfaatkan oleh Russia untuk menciptakan sebuah negara "boneka" agar dapat tetap memiliki pengaruh dan manfaat yang sama kuat dengan Uni Soviet dahulu.

Ukraina berkeinginan untuk masuk menjadi anggota NATO dengan tujuan untuk menjaga kemanan dalam negrinya. Terlebih ketika Ukraina bersebelahan dengan Russia yang merupakan negara superpower dengan kekuatan militer yang lebih kuat dibandingkan Ukraina. Selain dalam bidang militer. Dalam bidang politik, masuknya Ukraina ke dalam NATO merupakan perlindungan dari pengaruh Russia terhadap Ukraina yang merupakan negara pecahan dari Uni Soviet. pengaruh dalam bidang politik tersebut terbentuk sebagai efek dari kebijakan yang diambil oleh Russia yang kemudian mempengaruhi aspek aspek luar serta dalam negri Ukraina. Ukraina juga dikelilingi oleh negara negara pecahan Uni Soviet yang dapat dikatakan sebagai negara yang tidak memiliki kekuatan yang cukup jika berhadapan dengan Russia atau bahkan merupakan Negara "boneka" yang dibentuk oleh Russia. 

Bedasarkan perspektif realis maka rencana masuknya Ukraina kedalam NATO dapat menjadi ancaman bagi Russia. Ancaman tersebut terdiri dari beberapa bidang. Berikut diantaranya:

  •  Ideologi 

NATO yang mayoritas negara anggotanya merupakan negara demokratis dengan ideology demokratis liberal. Ideologi ini berlawanan dengan Russia yang meiliki ideolog sosialis. Ketika Ukraina masuk kedalam NATO maka dikhawatirkan dapat merubah pandangan negara negara di Eropa Timur lainya untuk mengikuti Ukraina dan menganut paham Liberal, hal ini berdampak kepada kurangnya pengaruh dari Russia di Eropa Timur.  Terlebih Amerika merupakan negara yang memiliki pengaruh kuat di NATO. Amerika merupakan "Rival" dari Russia sebagai negara Superpower. Keduanya merupakan "wajah" dari ideologi liberal serta sosialis. 

  • Geografis

sisi geografis turut menjadi ancaman bagi Russia. Jika Ukraina bergabung dengan NATO maka secara otomatis negara negara anggota NATO lainya mendapatkan akses militer di Ukraina. Akses militer ini berarti bahwa ketika terjadi perangdi eropa timur. Maka negera negara anggota NATO dapat menjadikan Ukraina sebagai basis militer untuk dapat menyerang Russia terutama Moscow yang berdekatan dengan Ukraina.

Bedasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika Ukraina hendak masuk kedalam NATO maka hal ini akan merusak Balance of Power yang telah terbentuk selama ini. masing masing negara meskipun saling mengancam dan bersitegang sebagai akibat dari hubungan secara historis yang pernah terjadi sebelumnya, namun tidak memberikan sebuah ancaman yang berarti. Meskipun begitu namun keduanya memiliki pandangan sendiri dalam menanggapi kasus tersebut. Ukraina menganggap bahwa NATO dapat memberikan keamanan untuk dapat memberikan perlawanan terhadap Russia.  Russia menganggap NATO sebagai ancaman yang dapat mengganggu keamanan dalam negri Russia. Perbedaan pandangan antara Russia dan Ukraina dapat disatukan dengan argumen bahwa kedua nya berusaha untuk melindungi keamanan dalam negrin sebagai kepentingan yang utama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun