Yogyakarta merupakan kota pelajar sekaligus kota wisata favorit wisatawan lokal maupun internasional, kurang rasanya jika ke jogja tak mampir ke Malioboro untuk bersua foto dan menikmati suasana yang asri disana. Tak terlepas dari itu yang identik dan melekat saat berkunjung ke Malioboro yakni pedagang es teh keliling. Dibalik ramainya Malioboro dan panas yang selalu menyelimuti Jogja tak sedikit pedagang es teh yang keliling disekitar Malioboro.Â
Kisah sukses pengusaha es teh yang menjual 60 hingga 300 gelas dalam sehari. Ia adalah Agus (43), supplier es teh yang berlokasikan di sekitar Malioboro, Yogyakarta. Sosoknya telah menjalani usaha ini kurang lebih 2 tahun. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat Agus kehilangan beberapa karyawannya, yang awalnya 17 orang sekarang menjadi 4 orang saja.Â
"Omset yang saya dapatkan saat ini berkurang drastis yang awalnya paling sedikit Rp250.000 sekarang menjadi Rp150.000." keluh Agus saat ditemui. Kemasan yang ia jual saat ini relatif lebih murah ketimbang supplier lainnya yakni Rp2.500 saja, tetapi ia juga memiliki 4 orang karyawan yang masing masing menjual dengan harga Rp5000. "Sekarang tak seramai dulu karena banyak karyawannya banyak yang mengundurkan diri, ada yang terpincut dengan menjual air mineral karena gajinya lebih tinggi hingga Rp800.000/bulan, ada juga yang tidak bisa kerja, ada yang pengen membuka usaha sendiri, dan lain-lain" tutur Agus.Â
Keuntungan yang didapatkan agus selama berjualan yakni tak tentu jika musim liburan mendapatkan hingga Rp750.000, tetapi jika hari biasa mendapatkan paling minim yakni Rp150.000. Ia membuka lapaknya mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB saat hari biasa, berbeda dengan hari libur yakni pukul 10.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB. Menurutnya es teh tak beresiko lebih dan gampang untuk menjualnya, karena bahan baku yang mudah untuk dicari, kemudian tak perlu susah-susah untuk membuatnya. Ia tak khawatir dengan persaingan bisnis saat ini karena ia menilai para wisatawan lebih membutuhkan minuman yang memiliki rasa ketimbang tak memiliki rasa.Â
Beliau juga selalu membuka lowongan pekerjaan, tak ada kualifikasi khusus yakni bagi siapa saja yang mau dipersilakan untuk mendaftar langsung ke beliau. Tetapi untuk gaji didapatkan dari seberapa banyak penjualan es teh dilapangan. "Misalnya di lapangan lagi ambyar (sepi) ya yang sabar harus telaten" tutur agus memberikan semangat bagi karyawannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H