KTT Perubahan Iklim 2016 yang dihelat di Marrakesh, Maroko tidak hanya membahas kebijakan multilateral terkait lingkungan hidup global. Di sela-sela event tahunan PBB ini juga ditampilkan berbagai inovasi serta inspirasi yang dilakukan oleh berbagai komunitas dari seluruh dunia dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Delegasi Indonesia tak terkecuali. Bertempat di Paviliun Indonesia, tercatat beberapa sosok yang berbagi kisahnya di forum yang lebih populer disebut COP-22 ini.
Ada kisah inspiratif Suryono, petani dari Riau yang berhasil melakukan mitigasi bencana dengan melakukan praktik bertani yang berkelanjutan.
Ada juga inovasi Sambusir Yusuf, seorang yang telah lama berjibaku dengan kebakaran hutan dengan alat kreasinya yang bernama Sambuponti Nozzle.
Pada hari selasa (8/11) lalu, Sambusir berbicara sembari memeragakan alat yang khusus ia ciptakan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) secara lebih cepat, tepat sasaran, dan juga aman.
Sambuponti Nozzle merupakan pipa yang didesain sedemikian rupa dengan dilengkapi berbagai fitur dan fungsi tambahan. Tidak seperti alat pemadam konvensional, Sambuponti memiliki beberapa kelebihan.
Apa saja keistimewaan Sambuponti?
Kedua adalah Sambuponti dapat dihubungkan dengan banyak selang (nozzle) sehingga akan mengoptimalkan proses pemadaman.
Ketiga adalah fungsi fitur tambahannya yang disesuaikan dengan karakteristik karhutla yang dihadapi. Fitur ini terwujud dalam 3 jenis nozzle, yaitu nozzle variable, nozzle spray, dan nozzle gambut.
Nozzle variable digunakan untuk memadamkan bagian badan api dan ekor api, di mana kekuatan semprotan airnya lebih terfokus pada satu titik, serta bertekanan cepat dan kuat.
Sedangkan nozzle spray berfungsi untuk membasahi bagian permukaan api, dengan kekuatan semprot yang lebih kecil namun menyebar dan menjangkau ke berbagai penjuru.
Adapun nozzle gambut dipakai untuk menjangkau bara api yang berada di bawah permukaan tanah, sebagaimana lazim terjadi pada kebakaran lahan gambut. Pipa yang dilengkapi dengan pori-pori air dalam nozzle inilah yang ditancapkan ke dalam tanah dan menyemprotkan air guna memadamkan tanah gambut yang terbakar.
Jenis nozzle gambut inilah yang merupakan terobosan paling berguna untuk menghadapi kebakaran di lahan gambut.
Lahan gambut yang terbakar lebih sulit dipadamkan karena bara yang menyala tersimpan di bawah permukaan tanah hingga kedalaman beberapa meter. Dengan nozzle gambut yang dirancang untuk menyemprotkan air di bawah tanah, maka persoalan pelik ini dapat lebih cepat teratasi.
“Alat ini tepat untuk dikenalkan kepada masyarakat petani, dan harapan ke depannya semoga kebiasaan membakar lahan sebelum tanam dapat dikurangi,” pungkas Sambusir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H