Mohon tunggu...
Iva Sabrina
Iva Sabrina Mohon Tunggu... -

Cogito ergo sum (I think, therefore I am) – Descrates, 1637

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kisah Sambuponti Nozzle di COP-22 Maroko, Inovasi Anak Bangsa untuk Dunia

12 November 2016   11:37 Diperbarui: 13 November 2016   11:26 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sambusir saat menjadi pembicara di COP-22, ia mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya Sambuponti Nozzle.

Sedangkan nozzle spray berfungsi untuk membasahi bagian permukaan api, dengan kekuatan semprot yang lebih kecil namun menyebar dan menjangkau ke berbagai penjuru.

Adapun nozzle gambut dipakai untuk menjangkau bara api yang berada di bawah permukaan tanah, sebagaimana lazim terjadi pada kebakaran lahan gambut. Pipa yang dilengkapi dengan pori-pori air dalam nozzle inilah yang ditancapkan ke dalam tanah dan menyemprotkan air guna memadamkan tanah gambut yang terbakar.

Jenis nozzle gambut inilah yang merupakan terobosan paling berguna untuk menghadapi kebakaran di lahan gambut.

Lahan gambut yang terbakar lebih sulit dipadamkan karena bara yang menyala tersimpan di bawah permukaan tanah hingga kedalaman beberapa meter. Dengan nozzle gambut yang dirancang untuk menyemprotkan air di bawah tanah, maka persoalan pelik ini dapat lebih cepat teratasi.

Sambusir saat menjadi pembicara di COP-22, ia mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya Sambuponti Nozzle.
Sambusir saat menjadi pembicara di COP-22, ia mempresentasikan alat pemadam kebakaran inovasinya Sambuponti Nozzle.
Sambusir yang sampai saat ini aktif di Sinar Mas Forestry/APP ini berharap agar penemuannya dapat dipakai secara luas, supaya masyarakat tahu bahwa ada alat sederhana yang sangat membantu untuk mengatasi kebakaran yang terjadi, baik yang terlihat maupun di bawah permukaan lahan gambut.

“Alat ini tepat untuk dikenalkan kepada masyarakat petani, dan harapan ke depannya semoga kebiasaan membakar lahan sebelum tanam dapat dikurangi,” pungkas Sambusir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun