Pengakuan dalam skala regional kepada Edwin didapat ketika ia menjadi salah satu bagian dari proyek Jeonju International Film Festival (JIFF), Korea Selatan. Proyek pembuatan omnibus (rangkaian beberapa film dijadikan satu) bertajuk Digital Project ini menunjuk Edwin (Indonesia), Kobayashi Masahiro (Jepang), dan Zhang Lu (Korea Selatan).
Judul karya yang dipilih Edwin lagi-lagi bermain dengan kata-kata: Someone’s Wife on a Boat of Someone’s Husband. Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Mariana Renata dan rilis tahun 2013 ini mengisahkan seorang perempuan yang pergi ke laut guna menghindari keluarganya.
Yosep Anggi Noen
Yosep Anggi Noen mulai mendapat perhatian khalayak sinema internasional ketika ia merilis karyanya yang unik, Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya (2012). Film yang mengangkat tema sosial ekonomi dengan latar belakang budaya dan psikologi Jawa ini mendapat pengakuan dari audiens global setelah berkeliling ke 24 festival film internasional, antara lain Locarno, Rotterdam, Busan, Hong Kong, Mumbai, dan lainnya. Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya juga mendapat Special Mention Award di perhelatan Vancouver International Film Festival 2013.
Proses pembuatan film Vakansi ini mendapat dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional untuk biaya produksi dan pembiayaan dari Swiss Agency for Development and Cooperation dan Hubert Bals Fund untuk pasca-produksi. Pengakuan dari dalam negeri akhirnya didapat setelah Yosep Anggi Noen meraih penghargaan sebagai Sutradara Perdana Film Cerita Terbaik pada ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2013.
Karya Anggi Noen lain, A Lady Caddy Who Never Saw A Hole in One menyabet penghargaan tertinggi Grand Prix sebagai film pendek terbaik di ajang ShortShorts Film Festival and Asia 2014 di Tokyo, Jepang. Film ini bertutur tentang isu agraria dengan cara yang unik, menampilkan seorang lady caddy yang bercakap-cakap dengan seorang pria di tengah sawah, seolah mereka tengah berada di lapangan golf.
Di tahun 2015, Anggi Noen merilis film Kisah Cinta yang Asu yang berhasil masuk program Wide Angle di Busan International Film Festival 2015.
Kabar terbaru, lelaki kelahiran Yogyakarta, 1983 ini telah merampungkan film biopic (biography picture) Wiji Thukul (penyair-aktivis asal Solo yang raib ketika huru-hara 1998) di tahun 2016 ini. Film berjudul Istirahatlah Kata-Kata (judul internasional: Solo, Solitude) ini telah tayang perdana di Locarno International Film Festival ke-69, Swiss pada Agustus lalu.
BW Purba Negara
Tahun berikutnya, BW Purba masuk radar internasional lewat film Musafir yang didaulat menjadi Official Selection Berlinale Short, Festival Film Internasional Berlin 2009. Festival Film Internasional Berlin (kerap disingkat menjadi Berlinale) disebut-sebut sebagai festival film awal tahun paling bergengsi di dunia.