Mohon tunggu...
Iva Sabrina
Iva Sabrina Mohon Tunggu... -

Cogito ergo sum (I think, therefore I am) – Descrates, 1637

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Sineas-sineas Muda Indonesia yang Mencuri Perhatian Dunia

7 Oktober 2016   11:21 Diperbarui: 7 Oktober 2016   14:16 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi film Indonesia. Source: shaolinchamber36.com

Tidak kalah dengan Cannes yang diselenggarakan pada musim panas, Berlinale ini merupakan ajang para kritikus, sineas, dan masyarakat film dalam merayakan sinema. Tidak banyak film Indonesia yang berhasil lolos seleksi, ditayangkan, dan berkompetisi di Berlinale. Standar yang tinggi dari panitia menuntut sebuah karya yang ditampilkan di Berlinale harus memenuhi berbagai aspek teknis maupun non-teknis seperti koherensi cerita dengan akar budaya dan ruh zamannya.

BW Purba kembali menjadi sorotan ketika ia merilis film berjudul Bermula Dari A (2011). Ringkasnya, film ini berkisah tentang dua orang berbeda secara gender sekaligus difabel yang mencoba melakukan interaksi dan komunikasi guna saling melengkapi satu sama lain. Di ranah domestik, mulanya film ini mendapat apresiasi terbatas dan tampil sebagai pemenang di Festival Film Solo 2011. Selanjutnya, Bermula Dari A berkeliling dunia.

Pengakuan global perdana Bermula Dari A adalah penghargaan best short film award pada ajang Vladivostok International film festival 2012 di Rusia. Selanjutnya Bermula Dari A berjaya di 2nd Hanoi International Film Festival dengan memenangkan kategori best short film. Bermula Dari A 'pulang kampung' sebagai pemenang piala citra untuk kategori film pendek terbaik Festival Film Indonesia 2013.

Film ini juga telah berkeliling ke berbagai festival penting di dunia di antaranya Clermont-Ferrand International Short Film Festival di Prancis, Hong Kong International Fim Festival, Tampere International Fim Festival di Finlandia, Sedicicorto International Film Festival di Italia, Gulf Film Festival di Dubai, Busan International Film Festival di Korea Selatan, dan sejumlah festival yang lainnya.

Di tahun 2016, film dokumenter karya BW Purba berjudul Digdaya Ing Bebaya (Of the Dancing Leaves) berhasil memenangkan penghargaan Silver Award pada ajang Vidsee Juree Awards 2016. Viddsee Juree Awards adalah kompetisi untuk merayakan film pendek Asia dari berbagai genre; fiksi, dokumenter serta animasi. Film ini merupakan gambaran ketangguhan warga lereng selatan Gunung Merapi dengan memotret kehidupan 3 lansia penghuni Desa Glagaharjo, salah satu desa yang terkena dampak hebat letusan Merapi.

Proyek terbaru BW Purba adalah film panjang berjudul Ziarah yang diproduksi secara independen bersama tim kerja yang kesemuanya merupakan filmmaker Yogyakarta.

Menurut Lidia Nofiani (Publicist film Ziarah), Ziarah adalah film cinta dengan sudut pandang yang tidak biasa. Tokoh utama film ini diperankan oleh Mbah Ponco Sutiyem, seorang wanita berusia 95 tahun asal kecamatan Ngawen, Gunung Kidul. Barangkali Mbah Ponco ini adalah aktor paling tua yang bermain sebagai tokoh utama dalam film Indonesia. Film ini mengambil lokasi pengambilan gambar di Yogyakarta, Bantul, Gunung Kidul, Klaten, dan Boyolali. Rencananya film ini akan dirilis secara nasional pada akhir tahun 2016.

Mouly Surya

Mouly Surya (36). Foto: trivia.id
Mouly Surya (36). Foto: trivia.id
Mouly Surya, perempuan kelahiran 1980 ini meraih Piala Citra sebagai sutradara terbaik lewat film "Fiksi.", sedangkan karyanya yang berjudul "What They Don't Talk About When They Talk About Love" berkompetisi pada Festival Film Internasional Sundance 2013.

Kedua film ini cukup unik, baik secara tema maupun eksekusi cerita. Fiksi. (judulnya memang diakhiri dengan tanda titik) berkisah seputar rumah susun dengan penghuninya dilihat dari sudut pandang seorang perempuan psikopat yang penuh dengan fantasi. Fiksi. berhasil masuk seleksi Busan International Film Festival 2008 (Korea Selatan) dan World Film Festival of Bangkok 2008 (Thaland).

What They Don't Talk About When They Talk About Love dibintangi Nicholas Saputra, Ayushita, dan Karina Salim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun