Mohon tunggu...
Iva NurIstiqomah
Iva NurIstiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang hobi membaca buku bacaan, jurnal, artikel dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Liberalisme dan Neoliberalisme dalam Kasus Pelunasan Utang Indonesia dengan IMF dan Kerja Sama IA-CEPA

24 Oktober 2023   23:40 Diperbarui: 24 Oktober 2023   23:47 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liberalisme adalah ideologi yang menekankan kebebasan individu, pasar bebas, dan intervensi pemerintah yang terbatas dalam perekonomian. Liberalisme mengutamakan kesejahteraan dan stabilitas nasional, dengan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang mampu bekerja sama satu sama lain. Liberalisme terbatas karena banyak kepentingan yang dimiliki bersama,  dan kelompok liberal cenderung berperilaku moderat dengan berkompromi atau bekerja sama untuk menghindari konflik. Sedangkan Neoliberalisme merupakan ideologi ekonomi yang menekankan pasar bebas, privatisati, dan pengurangan intervensi pemerintah dalam perekonomian. Meskipun telah ditetapkan di banyak negara di dunia, ideologi ini juga merupakan ideologi yang kontroversial dan dikritik karena dampak negatifnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Di artikel ini kita akan membahas dua kasus yang bersangkutan dengan dua perspektif tersebut. 

Kerjasama Ekonomi Indonesia-Australia (IA-CEPA)

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indoneisa-Australia (IA-CEPA) merupakan perjanjian perdagangan yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia. Dari perspektif liberal, kebijakan yang mendorong perdagangan bebas, intervensi asing, dan persaingan pasar sering kali dipandang positif bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Perjanjian IA-CEPA diharapkan dapat memberikan akses pasar barang dan jasa yang lebih baik serta peluang investasi bagi kedua negara. Kesepakatan tersebut menghapus tarif impor Indonesia ke Australia dan Australia telah menetapkan persyaratan asal kendaraan listrik Indonesia yang paling liberal dibandingkan semua perjanjian perjanjian  perdagangan Australia. Perjanjian tersebut juga mencakup komitmen untuk menjaga fleksibilitas kebijakan di bidang sensitif seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, layanan sosial, budaya, penyiaran, kebijakan masyarakat adat, dan pelayaran transportasi. Penanaman modal Indonesia di Australia akan tunduk pada kebijakan penanaman modal asing Australia, termasuk peninjauan oleh Komite Peninjauan Penanaman Modal Asing. Perjanjian IA-CEPA diharapkan dapat membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Australia dan Indonesia dan bekerja sama untuk meningkatkan perdagangan di dalam dan di luar kawasan. Sumber :https://investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/ia-cepa-pacu-kerja-sama-ekonomi-indonesia-dan-australia

Pelunasan Utang Indonesia ke IMF

Dalam perspektif Neoliberal, pembayaran utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF) merupakan langkah positif menuju kemandirian dan kemandirian ekonomi. Neoliberalisme adalah ideologi ekonomi yang menakankan pasar bebas, privatisasi, deregulasim dan pengurangan intervensi pemerintah dalam perekonomian. IMF sering dikritik oleh kaum neoliberal karena kebijakan intervensionisnya yang dianggap membatasi kebebasan ekonomi dan menghambat pertumbuhan. Pembayaran utang ini dipandang sebagai tanda bahwa Indonesia bergerak menuju perekonomian yang lebih berorientasi pasar, dan tidak terlalu bergantung pada lembaga keuangan eksternal. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia, karena hal ini menunjukkan komitmen negara terhadap tanggung jawab fiskal dan pengelolaan perekonomiian yang baik. Namun, penting untuk dicatat bahwa neoliberalisme adalah ideologi yang kontroversial dan banyak kritikus menyatakan bahwa neoliberalisme dapat menyebabkan kesenjangan, kerusuhan sosial, dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi kerugian dan manfaat kebijakan neoliberal ketika menganalisis perkembangan ekonomi seperti pembayaran utang Indonesia kepada IMF. Sumber: Situs Resmi BPKP-RI 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun