...maaf, saya tidak sengaja mendorong anda.
Munginkah kita melakukan hal tersebut atau pergi meninggalkannya tanpa menyodorkan tangan dan berucap 'maaf?
Betapa pentingnya kita membudayakan rasa empati ketika melakukan kesalahan yg menyebabkan orang lain merasa rugi.
Kata 'maaf' mungkin kata yang sederhana dan mungkin juga tidak memiliki arti khusus. Tetapi ketika melakukannya, hidup lebih berarti.
Saya menulis artikel singkat ini, ketika melihat seorang bapak tua yg sedang mengantri kedatangan busway di sebuah halte daerah Jakarta Timur.
Dengan tenang, bapak tersebut menunggu kedatangan busway yg belum kunjung tiba diantara beberapa orang yg juga turut mengantri.
Ketika busway yang bukan ia tuju datang, lelaki yang berusia muda dan berperawakan tinggi datang dari arah belakang, dengan terburu buru melewati beberapa antrian sehingga bapak tua tersebut terjatuh ke lantai.
Lelaki tersebut melihat ke belakang bahwa bapak tua tersebut terjatuh.
Dengan sigap, lelaki tersebut menyodorkan tangannya sambil berkata, '"saya minta maaf".
Bapak tua tersebut dengan senyum menerima permohonan maaf lelaki tersebut.
Dari kisah tersebut, ada pelajaran yang bisa kita petik, dimana sikap meminta maaf harus kita budayakan.
Pernahkah kita meminta maaf ketika menjatuhkan secangkir kopi di atas meja rekan kerja kita? Atau pernah kah kita lupa mengembalikan barang yg pernah kita pinjam? Atau bahkan mendorong seorang ketika sedang terburu buru mengejar busway yg ingin kita naiki?
... maaf,
Beratkah kita menyodorkan tangan untuk meminta maaf? Sulitkah kita melakukannya?
Mari budayakan empati di dalam kehidupan kita sehari hari.
Akhir kata, maaf sudah mengusik hati .....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H