Hal tersebut menyebabkan individu kehilangan kemampuan keterampilan sosial dan menghadapi pendapat orang lain yang berbeda.
Bauman mengatakan bahwa kehidupan manusia memiliki sifat yang ambivalen, yaitu kehidupan tidak memiliki suatu nilai yang pasti.Â
Ada sebuah proses pengkategorian secara inklusif maupun eksklusif yang dilakukan oleh manusia, sehingga nantinya tidak ada nilai pasti karena adanya pengkategorian tersebut.Â
Manusia merupakan sosok yang bermoral dan harus bermoral, karena manusia merupakan makhluk yang "being for other" bukan "being with other". Manusia saling hidup untuk orang lain.Â
Tanpa adanya orang lain, maka manusia tidak akan bisa hidup, itulah makna dari "being for other". Jika manusia adalah makhluk yang "being with other", maka manusia akan hidup berdampingan atau sejajar, sehingga tidak akan terjadi sebuah perkembangan di dalam diri manusia tersebut.
Modernitas dipahami sebagai sebuah tatanan, sedangkan ambivalensi merupakan sebuah buangan dari modernitas. Orang asing merupakan kategori sampah atau buangan dalam modernitas.
Jika terdapat orang asing dalam masyarakat, maka berakhir sudah sebuah normalitas dan stabilitas sebuah masyarakat.Â
Orang asing bukan teman dan lawan bagi masyarakat, melainkan terletak di pada zona antara, namun orang asing tetap dianggap sebagai sebuah ancaman bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H