Identitas Buku
Judul: Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat
Judul Asli: The Subtle Art of Not Giving a Fuck
Nama Penulis: Mark Manson
Penerbit: Grasido (Gramedia Widiasarana Indonesia)
Tahun Terbit: 2019 januari (cetakan XVIII)
Harga buku: Rp67.000.00 (p.jawa)
Kategori: self improvement
ISBN: 978-602-452-698-6
Alih Bahasa: F. Wicakso
Profil Penulis: Mark Manson adalah seorang blogger kenamaan dengan lebih dari 2 juta pembaca setiap bulan. Dia tinggal di New York. Sebuah seni untuk bersikap bodo amat adalah buku pertamanya.
Dalam buku pertamanya ini,  yang terdiri dari sembilan bab dengan 247 halaman, Mark Marson mengawali tulisannya dengan menyampaikan gagasannya  melalui kisah Charles Bukowski seorang yang dulunya pecundang dan kemudian berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang penulis dengan enam novel dan ratusan puisi, bahwa memulai kesuksesan adalah dengan jujur dan mengakui hal-hal buruk yang ada pada diri, serta menerima kekurangan yang dimiliki. Kemudian masa bodoh, artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling menakutkan dan sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan.
Hidup tidak mungkin terbebas dari rasa sakit, masalah juga tidak akan pernah berhenti, kuncinya adalah bagaimana memecahkannya, jangan disangkal, namun, akui dan mulailah menyelesaikannya karena kebahagiaan membutuhak perjuangan, dan anda bertanggung jawab seratus persen atas segala hal yang terjadi dalam hidup anda.
Dalam buku ini Mark Marson juga mengajak pembacanya untuk tidak terlalu banyak meperhatikan situasi yang sebenarnya tidak layak untuk diperhatikan. Mark Marson menuliskan seni bagaimana memilih dengan teliti hal apa yang penting dan apa yang tidak penting, yang terangkum dalam tiga seni masa bodoh:
Seni#1: Masa bodoh bukan berarti menjadi acuh tak acuh; masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda.
Seni#2: untuk bisa mengatakan "bodo amat" pada kesulitan, pertama-tama anda harus peduli terhadap sesuatu yang jauh lebih penting dari kesulitan.
Seni#3: Entah anda sadari atau tidak, anda selalu memilih suatu hal untuk diperhatikan.
Kemudian, sebagaimana tertulis dihalaman 23-24, bahwa buku ini akan membantu berpikir lebih jelas untuk memilih mana yang penting dalam kehidupan dan mana yang sebaliknya, bagaimana mengubah trauma menjadi kekuatan. Buku ini tidak mengajari bagaimana cara mendapatkan atau mencapai sesuatu, namun, lebih pada bagaimana cara berlapang dada dan membiarkan sesuatu pergi.
Buku ini banyak mengajarakan pembaca tentang cara mendewasakan diri, dan bagaimana memaknai hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H