Mohon tunggu...
Itsna Khofifah
Itsna Khofifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Manajemen Bisnis Pariwisata

Mahasiswa Aktif Jurusaan Manajemen Bisnis Pariwisata Universitas Indonesia yang Memiliki Hobi Bermain Game

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Over Tourism! Begini Upaya Mengurangi Risiko Berwisata ke Gunung Fuji

19 April 2024   13:29 Diperbarui: 19 April 2024   13:33 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Pemandangan Gunung Fuji dari Nishiizu (Sumber: Website Japan Endless Discovery)

Gunung Fuji selalu menjadi pilihan destinasi wisata alam di Jepang yang ramai dikunjungi tiap tahunnya. Keindahan yang dimiliki Gunung Fuji sukses menarik calon wisatawan lokal dan mancanegara untuk sekedar menikmati pemandangan atau melakukan aktivitas pendakian.

Sejak diberhentikannya pembatasan wisatawan pasca era Covid-19, kedatangan wisatawan ke Gunung Fuji semakin lama semakin meningkat tak terkendali. Membludaknya wisatawan ini menyebabkan beberapa kerusakan lingkungan, masalah lalu lintas area pendakian dan menumpuknya sampah yang dibuang sembarangan.

Terlalu banyaknya orang yang melakukan pendakian ke Gunung Fuji, menekan ekstra pelayanan pertolongan pertama setempat karena beberapa pendaki merupakan amatiran yang tidak melakukan persiapan matang untuk mendaki. Para pendaki menggunakan pakaian minim, tidak membawa perlengkapan yang memadai dan rentan terhadap hipotermia.

Upaya Pemerintah Jepang dalam Mengatasi Pariwisata Berlebih di Gunung Fuji

Masalah ini menekan pemerintah Jepang untuk segera bertindak mengatasi permasalahan pengunjung berlebih di Gunung Fuji. Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Jepang yaitu;
Gubernur Yamanashi Kotaro Nagasaki menyarankan pembangunan jalur kereta api ringan untuk mengendalikan jumlah orang yang mengakses tempat tersebut.
Pendaki gunung kini dikenakan biaya 2.000 yen atau sekitar Rp 210.000,- /pendaki
Pemberlakuan pembatasan pengunjung harian sebanyak 4.000 pendaki.

Upaya Mengurangi Resiko Pariwisata Berlebih Gunung Fuji

Bagi kalian yang mempunyai rencana untuk mengunjungi Jepang khususnya untuk melihat keindahan Gunung Fuji, beberapa tips agar mengurangi resiko-resiko yang disebabkan oleh over tourism diantaranya:
1. Memandang dari kejauhan
Keindahan Gunung Fuji akan lebih memukau apabila dilihat dari jauh karena bisa terlihat bentuk yang jelas dengan suasana alam khas Jepang. Tempat pertama yang bisa kamu datangi apabila ingin melihat Gunung Fuji dari jauh yaitu naik ke salah satu gedung pencakar langit yang menjulang di Tokyo atau Yokohama. Destinasi lain yang bisa dikunjungi untuk sekaligus melihat pemandangan Gunung Fuji yaitu Pelabuhan Tagonoura, Danau Motosu, Nishiizu, Danau Saiko, Pantai Isshiki, dll.


Dengan cara ini, kamu sudah bisa mendapatkan pemandangan Gunung Fuji yang memuaskan tanpa mendatangi langsung gunung tersebut. Hal ini dapat menekan angka penurunan pengunjung ke Gunung Fuji.

2. Memperhatikan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan
Persiapkan seluruhnya dengan matang agar meminimalisir resiko buruk yang akan terjadi pada saat di gunung nanti. Jika kamu memang ingin melakukan pendakian, siapkan kesehatan fisik dan rohani serta membawa perlengkapan dan peralatan yang memadai untuk melakukan pendakian. Kebersihan dan kelestarian lingkungan juga harus tetap dijaga saat di gunung nanti agar tidak merusak keindahan sekitar karena Gunung Fuji adalah salah satu warisan dunia UNESCO dan jangan lupa tetap waspada terhadap kejahatan ya!

3. Memperhatikan Informasi Terkini
Dengan adanya pariwisata berlebih di Gunung Fuji, pemerintah Jepang akan selalu menerapkan peraturan-peraturan baru secara berkala seperti pemberlakuan pembatasan harian pengunjung guna meminimalisir menekan angka pengunjung. Dengan terus memperhatikan informasi terkini, kamu bisa lebih mudah mempersiapkan segalanya sebelum berkunjung ke Gunung Fuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun