Mohon tunggu...
Ismy Alifia
Ismy Alifia Mohon Tunggu... Mahasiswa - black rose

blue sky.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Ilmu Psikologi dalam Mengatasi Stress Pembelajaran Online di Masa Pandemi

2 Juli 2021   11:57 Diperbarui: 2 Juli 2021   12:07 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


b. Melakukan terapi emosi
Ini dapat dilakukan untuk mengontrol emosi seseorang, terutama orang tua dan siswa. Bukan hanya ibu yang terkadang direpotkan oleh anak mereka pada saat mengerjakan tugas kantor atau urusan rumah, terkadang siswa juga merasakan hal tersebut. Disuruh-suruh saat sedang google meet atau zoom, dipanggil saat sedang mengerjakan tugas sekolah, dimarahi karena main handphone terus padahal tugasnya ada di handphone semua. Hal-hal tersebut bisa membuat kadar emosi naik. Caranya adalah bisa dengan menarik nafas dalam jika merasa kesal dan ingin berteriak, menahan emosi dengan tidak balas marah atau berteriak, menjelaskan dengan sabar bahwa sedang mengerjakan tugas, atau bagi orang tua, dapat menjaga jarak dari anaknya jika merasa akan marah karena ditakutkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Dengan begini tidak akan terjadi adu debat atau argumentasi antara orang tua dengan anaknya.

c. Pahami kemampuan anak/siswa
Tidak memahami materi saja sudah biasa terjadi saat offline, apalagi saat online. Yang tatap muka secara langsung saja masih belum tentu mengerti, apalagi tidak secara langsung. Terkadang memang kesal jika anak murid atau anak susah untuk memahami materi atau tugas yang diberikan, apalagi saat sudah diajarkan berkali-kali, rasanya ingin meninju tembok dan ingin memaki. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi ketika guru dan orang tua memahami kemampuan anak murid dan anaknya. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang akan langsung pahan dengan materinya ada yang tidak, ada yang harus dijelaskan berkali-kali ada yang baru sekali dijelaskan langsung mengerti. Ada yang memiliki kemampuan linguistik, sehingga di pelajaran bahasa cepat untuk mengerti, namun di pelajaran matematika tidak. Ada yang lebih suka belajar di luar ruangan dan praktek, ada yang lebih suka duduk diam di suatu ruangan sembari mendengarkan. Jadi, dengan memahami setiap kemampuan anak, guru dan orang tua akan lebih dapat mengerti mengapa anak tersebut kesusahan dalam belajar.

d. Melakukan self-care
Self-care merupakan aktivitas untuk merawat diri dengan melakukan hal-hal yang dapat bermanfaat untuk diri sendiri, baik secara jasmani maupun rohani. Menurut Helen L. Coons seorang psikolog yang mengemukakan pendapatnya terkait self-care yang merupakan tindakan untuk fisik, emosi, relasi, edukasi, yang mencerminkan menjaga diri kita pada tingkat yang paling mendasar. Self-care dapat dilakukan dengan menjalankan hobi. Contohnya adalah jika siswa merasa jenuh ketika belajar online, maka dia dapat berhenti sejenak untuk melakukan hobinya sehingga rasa penat dan lelah dalam dirinya akan hilang dan mengurangi tingkat stress yang dialami. Selain dapat menghilangkan dan mengurangi rasa stress pada diri, melakukan self-care merupakan sebuah self-reward bagi tubuh kita.
Mengistirahatkan mata dan otak dari berpikir dan melihat layar laptop maupun handphone dapat menghindari penyakit mata jenuh, juga mengurangi paparan radiasi dari handphone dan laptop. Hal itu lebih penting dibandingkan tugas sekolah. Jika kesehatan menurun, tingkat stress akan meningkat dan jadi tidak bisa mengikuti pembelajaran online. Maka dari itu jikalau sudah lelah mengerjakan tugas, lebih baik istirahatkan diri terlebih dahulu, jangan terlalu keras pada diri sendiri.

e. Melakukan perawatan kesehatan jiwa sejak dini
Langkah lain yang dapat dijadikan sebagai upaya mengatasi stress pada siswa yang saat ini mengalami keadaan terdesak dan tidak terbebas dalam beraktivitas, maka dapat melakukan perawatan kesehatan jiwa. Keperawatan kesehatan jiwa merupakan penerapan dari pelayanan kesehatan yang dapat mengontrol perilaku siswa sehingga mampu mengarahkan dirinya ketika dalam keadaan yang menekan dan membebaninya. Untuk menjaga kesehatan jiwa atau kesehatan mental kita, kita dapat melakukan banyak hal, salah satunya yaitu tidur dengan waktu yang cukup (7-8 jam), tidur dengan waktu yang cukup dapat menurunkan kadar stress cukup banyak, karena otak beristirahat dengan cukup dan tidak dipakai dengan terlalu keras. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu penyebab stress adalah karena kualitas tidur yang kurang. Ada satu penelitian yang dilakukan oleh Aryadi, dkk. (2017) dan menunjukkan bahwa secara general kualitas tidur berhubungan dengan tingkat depresi, stress, dan cemas pada mahasiswa kedokteran pre-klinik di Universitas Udayana. Dan dilansir dari The Health Site, sebuah penelitian yang terbaru mengungkapkan bahwa kualitas tidur yang baik tidak hanya membantu orang, terutama remaja dalam hal fisik, namun juga dapat membantu mengatasi stress secara efisien.


f. Melakukan relaksasi
Melakukan relaksasi dapat dijadikan sebagai upaya mengatasi stress yang terjadi. Upaya ini dapat dilakukan di rumah dengan cara mendengarkan musik bagi yang menyukai musik, melakukan meditasi, olahraga ringan, dan sebagainya. Hal ini akan membantu siswa, guru, dan orang tua dalam mengurangi tingkat stress yang terjadi.

Semua orang memiliki cara mereka masing-masing untuk meredakan stress dan kita tidak bisa menghakimi mereka selagi cara yang mereka lakukan positif. Orang yang stress juga butuh didengarkan, maka sebagai orang terdekatnya, jika kalian punya waktu dan tenaga untuk mendengarkan mereka, tolong dengarkan. Tidak usah memikirkan solusi masalahnya, cukup dengarkan keluhan mereka, semangati, lalu ajak mereka untuk mengurangi stress bersama. Stress merupakan hal yang biasa terjadi, namun tidak berarti hal tersebut dapat dibiarkan. Stress perlu ditangani agar tidak berlanjut ke penyakit-penyakit lainnya, terutama depresi. Dengan demikian, penting sekali bagi siswa dan guru maupun orang tua memiliki pengetahuan atau menerapkan ilmu psikologi yang dapat membantu dalam mengatasi tingkat stress yang terjadi pada anak maupun mahasiswa. Hal ini dikarenakan sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa ilmu psikologi mempelajari mengenai perilaku manusia sehingga mampu mengintrol dan menciptakan perilaku yang sesuai dengan seharusnya serta mampu mengatasi tingkat stress pada anak dalam melaksanakan pembelajaran online di masa pandemi. .  

DAFTAR PUSTAKA

Ariyadi, I Putu Hendri., dkk. (2017). Korelasi Kualitas Tidur Terhadap Tingkat Depresi,  Cemas, dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana. Callosun Neurology – Jurnal Berkala Neurologi Bali. 1(1):10-15.

Cana, dkk. (2020). Tidur Berkualitas dan Kesehatanh Psikologi. URL: https://usd.ac.id/pusat/p2tkp/tidur-berkualitas-dan-kesehatan-psikologis/. Diakses tanggal 11 Juni 2021.

Gloria, J.T. (2021). Stress Pada Ibu Terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID-19. Open Science Framework. 4-5.

Hasanah U., dkk. (2020). Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Keperawatan Jiwa. 8(3): 299-306.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun