Kau bilang Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi Tuhan mana yang kau sembah?
Hingga kau mengkerdilkan manusia lain yang tidak setuhan denganmu.
Kau dengan lantang berkata Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
lalu apakah kau pantas disebut manusia ketika kau mendewakan diferensi dan strata?
kata orang, negeriku sudah lepas dari penjajah tapi nyatanya masih banyak orang yang susah.
kemudian dengan bangga kau suarakan Persatuan Indonesia
tapi nyatanya  Cauvinisme merajalela.
Kau menyuarakan Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan,
tapi semakin kau salah semakin kau anti kritik, kritik yang disampaikan berujung dengan pencemaran nama baik. sungguh picik!
Terakhir, kau bilang Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
kau tahu? manusia miskin yang tidak punya duit berusaha agar mereka tidak sakit. jawaban mereka adalah karena birokrasi di rumah sakit dipersulit.
Ya, bukan pancasila yang mati suri tapi kita yang tidak perduli sama sekali.
Pada hujan petang, 17 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H