Berbicara tentang wisata kuliner, Yogyakarta adalah salah satu kota pilihan yang tepat. Dimulai dari Angkringan di perempatan jalan sampai restoran mewah seperti Mediterrania Restaurant by Kamil dapat ditemukan di Kota Pelajar tersebut.Â
Tidak jarang pula tulisan mengenai wisata kuliner ditemukan sebagai topik bahasan skripsi atau artikel penelitian. Selain karena beragam, banyak destinasi wisata kuliner di kota Yogyakarta dilatarbelakangi dengan sejarah atau nilai budaya yang menghasilkan cerita manis.
Salah satu kuliner Yogyakarta yang tidak boleh dilewati adalah Warung Mie Ayam Terbang Lempar yang berlokasi di Jalan Kolonel Sugiyono, Brontokusuman, Mergangsan di simpang empat Taman Siswa.
Siapa yang menyangka sebuah warung pinggir jalan dapat membuat perut kenyang sembari menikmati tontonan menarik?
Yap, sesuai namanya, warung yang selalu ramai pengunjung tersebut menyuguhkan atraksi melempar-lempar mie ayam sebelum ditaruh ke dalam mangkuk. Karena penasaran, saya pun menjadi salah satu dari ratusan pengunjung yang membeli semangkuk mie ayam suatu sore kala itu.
Dari arah Pojok Benteng Kulon, saya membonceng seorang kawan dengan sebuah motor tua berangkat menuju arah Taman Siswa. Tidak sampai sepuluh menit, sebuah watung yang dipenuhi kerumunan orang sudah terlihat di depan mata. Motor pun diparkir di depan spanduk bertuliskan 'Mie Ayam Terbang Lempar' dengan bantuan bapak tukang parkir.Â
Suasana warung sore itu lumayan ramai, kami menunggu 2-3 menit untuk akhirnya bisa duduk. Tidak banyak menu yang ditawarkan, hanya satu jenis mie ayam dengan pilihan teh atau jeruk. Setelah memesan dua mangkuk mie dan dua gelas the hangat, kami duduk dengan senyum penuh arti terukir di wajah masing-masing, tidak sabar menantikan atraksi yang sudah dinantikan.
Hap! Lemparan pertama akhirnya berhasil terdokumentasi dalam video. Senyum puas pun melebar di wajah kami. Seorang pria bertopi, yang kami duga adalah Cak Uji, tukang masak di balik atraksi unik tersebut tengah fokus melempar mie yang diambil dari panci panas.Â
Dengan menggunakan saringan dan sepasang sumpit, tangan handalnya melambungkan segumpal mie ke udara setinggi 1-1,5 meter, dan untungnya tangkapan Cak Uji tidak pernah meleset. Kami terpana melihat atraksi tersebut, di area masak yang tidak begitu luas dan ditemani seorang asisten, Cak Uji tidak terlihat ragu untuk beratraksi berkali-kali.Â
Berbagai gurauan meluncur begitu saja dari mulut kami, salah satunya adalah pertanyaan tentang apakah mie tersebut pernah menyentuh terpal saking tingginya dilempar? Sepertinya, kami tidak akan pernah mengetahui jawabannya.
Dengan membayar seharga sepuluh ribu rupiah dan, perut kami sudah penuh dengan semangkuk mie ayam yang porsinya lumayan banyak. Khusus rasa mie tersebut kurang lebih sama dengan mie ayam pada umumnya. Kami pun diceritakan bahwa Cak Uji memang sengaja berlatih melempar mie ayam untuk memberikan kesan ciri khas pada warung mie ayamnya. Beliau mengaku setiap harinya dapat menjual 200- 300 porsi mie ayam.
Â
Setelah perut kenyang dan perasaan puas, kami membayar dan beranjak meninggalkan warung tersebut. Sebuah rekomendasi bagi kawan-kawan lain yang ingin menikmati wisata kuliner di Yogyakarta, jangan ragu untuk datang ke Warung Mie Ayam Terbang Lempar! ÂBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H