Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Book

Memahami Kejahatan Kekerasan

12 Mei 2023   13:01 Diperbarui: 12 Mei 2023   13:05 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada berapa kasus kekerasan di Republik ini saban hari? Saking banyak, boleh jadi pembaca bakal menganggap bertumpuk-tumpuk kasus kekerasan dari Sabang hingga Merauke adalah kelaziman. Terkata lazim karena terjadi tiap hari dan media massa selalu tidak kekurangan berita kriminal. Mungkin saja, total kasus tindak kejahatan per hari mencapai hingga ratusan. Namun, jumlah tersebut adalah kasus terpublikasi. Lantas, berapa total kasus kekerasan yang tidak terungkap oleh publik?

Warta terbaru kejahatan kekerasan mengalamatkan pada kasus pembunuhan berantai dengan modus penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah. Padahal belum lama ini, tindak kriminalitas serupa terjadi di Bekasi, Jawa Barat. Jauh ke belakang, imaji pembunuhan berantai juga tak bisa lepas dari kasus Ryan Jombang. Benang merah yang sama: pembunuhan. Namun, buku ini mengudar pola dan analisis terhadap jenis pembunuhan berantai atau serial killer. Pembaca juga disuguhkan alasan mengapa sampai hati menghabisi nyawa belasan hingga puluhan orang.

Sebenarnya ada berapa jumlah jenis kejahatan kekerasan selain pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan semacamnya? Pembaca tentu masih ingat jenis kekerasan klitih dan geng motor yang keberadaannya timbul-tenggelam; tapi selalu eksis dan sulit diberantas. Kita sepakat tindakan klitih dan geng motor macam itu adalah tindakan kejahatan kekerasan. Tapi, ketika dilakukan anak sekolah, bagaimana cara tepat menyikapinya? Dari buku ini, pembaca bisa melihat sebab-musabab/faktor kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang di bawah umur tersebut. Jadi, apakah hal ini masih patut dikatakan sekadar bentuk kenakalan remaja yang kemudian hanya menyerahkannya kepada keluarga dan pihak sekolah guna pembinaan?

Ironisnya, di lingkungan yang seharusnya memberikan suasana kondusif pembelajaran moral dan tamsil keadaban, justru tidak henti-hentinya menjadi tempat munculnya aneka kekerasan. Ya, polah kekerasan di lingkup keluarga dan sekolah tak lupa menjadi bahasan penting buku tebal ini. Selain memaparkan rinci sebab-sebab timbulnya kekerasan di kedua tempat itu, buku ini juga memberikan tawaran gagasan pencegahan serta penanganannya.

Judul buku berupa Kejahatan Kekerasan bila ditinjau dari diktum semantik kebahasaan, mengandaikan ketidaktunggalan pengertian. Dengan kata lain, muncul pemahaman sebaliknya bahwa ada bentuk kekerasan yang tidak bernilai sebagai kejahatan. Bila demikian, lantas sejauh mana batasan suatu kekerasan bernilai baik? Apakah seorang anak yang menempatkan sang ibu di panti jompo atau sang ayah menjewer anak berdalih mendidik merupakan dua contoh tindak kekerasan psikis maupun fisik yang teranggap baik?

Buku hasil kompilasi Laporan Penelitian Kepustakaan Departemen Kriminologi FISIP UI ini mengakui adanya tumpang tindih konsepsi antara kejahatan dan kekerasan. Ada banyak terminologi kekerasan yang diwedar para ahli yang tidak terlepas dari domain kerugian fisik maupun psikis. Namun, sejak awal, buku ini juga memaparkan bahwa definisi kekerasan senyatanya beragam; menyesuaikan kultur suatu masyarakat beserta waktu dan konteksnya.   

Sebagai sebuah pengantar, buku ini meski terbilang lengkap, kiranya masih terdapat hal yang luput dibincang. Sebut saja bagaimana tindak kekerasan yang dilakukan oleh Negara (baca: Pemerintah) kepada rakyat. Pemerintah dengan mempunyai segudang kuasa, akan sangat rentan terhadap penyalahgunaan kewenangan yang berimbas kepada masyarakat kalangan marjinal dengan dalih menciptakan ketertiban sosial dan stabilitas keamanan nasional.

   Pada akhirnya, lewat buku ini, ada cara pandang baru tatkala pembaca menjumpai suatu tindak kekerasan atau membaca berita kriminal. Yakni, memandang timbulnya kekerasan sebagai sebuah kausalitas; entah soal ekonomi, sosial, atau faktor psikis. Dengan begitu, kita secara komprehensif akan lebih bisa memahami ragam dan tipologi laku kekerasan; tapi tidak sekali-kali untuk memaklumi kejahatan kekerasan itu sendiri.

Data buku:

Judul: Kejahatan Kekerasan

Penyunting: Eko Hariyanto & Elizar Ayu Putri

Penerbit: Rosda, Bandung

Cetakan: Januari, 2023

Tebal: 271 halaman

ISBN: 978-602-446-665-7

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun