Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Hatur Nuhun, Coach Robert!

17 Januari 2023   08:03 Diperbarui: 17 Januari 2023   08:31 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima puluh tahun berkarier dalam kancah sepak bola internasional, bukanlah sembarang orang mampu setia melakoni. Rentang setengah abad perlu disyukuri dan menyandarkan refleksi diri. Inilah puncak karier seorang Robert Ren Alberts. Coach Robert, panggilan akrabnya, adalah sosok yang sulit dicari padanan setidaknya di level Asia Tenggara. 

Ada perubahan besar yang diakui oleh pemain, manajemen klub, wartawan, dan pemerhati bola pada cara melatihnya saat menukangi sejumlah klub bola di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Coach It Right alias melatih dengan benar sebagai judul buku memberi gambaran pribadi Coach Robert beserta alternatif gaya kepelatihannya selama ini. Mafhum, bahwa saban pelatih mempunyai ciri khas masing-masing. Dan, keberbedaan gaya melatih senyatanya tidak bisa dibanding-bandingkan. Meski begitu, bagi Coach Robert, poin pentingnya adalah melatih tidak asal melatih. Namun, ada banyak variabel di dalamnya yang mesti dilibatkan. Tidak sekadar urusan taktik dan strategi permainan.

Karena itu, buku ini meluaskan dari soal upaya kisah capaian pelatih kelahiran Belanda tersebut. Pembaca bisa menilai bahwa Coach Robert amat minim mengunggulkan diri atau tidak terjebak narsisme bercerita; sehingga buku berjenis autobiografi ini terhindar dari dominasi subyektif atau glorifikasi diri. Maka, gambaran yang timbul adalah melatih sebuah klub bola adalah tidak sekadar di lapangan beserta aneka taktik dan peningkatan skill pemain.

Coach Robert melatih dengan pakem kedisplinan berbasis kekeluargaan. Bukan saja menganggap semua elemen sebuah klub bola dari manajemen, pemain, ofisial, hingga penonton adalah bak keluarga, melainkan di internal pada keluarga pemain itu sendiri, misalnya. Dengan kata lain, relasi yang hangat dan penuh respek mutlak diperlukan dan dihadirkan; doa keluarga serta penghormatan pemain kepada orangtua begitu leterlek disorongkan oleh pelatih kelahiran 1954 itu.

Walhasil, Coach Robert boleh dikatakan bukan pelatih pragmatis. Dirinya membangun relasi keakraban, kekeluargaan, kehangatan kepada masyarakat dan budaya setempat. Kedekatan personal sebagai keunggulan inilah yang diakui sebagai pembeda oleh sejumlah mitra dan mereka yang pernah di bawah asuhannya. Keunikan klub-klub bola di wilayah Asia Tenggara dengan segala kekhasan etnik, kultur, serta corak geografis, sedikit-banyak membentuk karakter khas bagi gaya kepelatihannya.

Sejumlah klub bola telah ditangani dengan rancak oleh Coach Robert. Plus-minus bicara prestasi sebagai pelatih bakalan ada dan hal itu juga dialami oleh seluruh pelatih sejagat. Secara sarih, Coach Robert menumpukan ikhtisar bahwa tugasnya adalah sekadar membantu para pemain dan ofisial untuk sukses dalam pekerjaan, alih-alih memamerkan prestasi sendiri (hlm: 160). Pembaca sekaligus penggemar bola boleh berdebat perihal segala capaian Coach Robert, tetapi satu hal yang sulit untuk diperdebatkan adalah dirinya menawarkan cara-cara kepelatihan yang filosofis dan berkarakter.

Coach Robert telah melanglang buana dalam karier kepelatihannya ke banyak klub bola. Namun, mengapa dirinya seolah-olah terpatri pada Indonesia, khususnya Persib Bandung? Pembaca bisa melihat kover buku ini di mana dirinya berkostum klub berjuluk Maung Bandung. Pembaca juga bisa membaca secara khusus bahasan perihal Persib mulai halaman 157. Bakda membaca bab "Persib", pembaca bakal tersorongkan simpulan bahwa sememangnya terdapat sisi melik relasi amat hangat dan dekat antara Coach Robert dan Persib.

Pungkas kata, ada keinginan besar seorang Coach Robert yang ingin diwujudkannya di Bandung yang boleh jadi sebagai bentuk legasi bagi kian tumbuhnya geliat persepakbolaan masyarakat Pasundan. Walhasil, terlepas keinginan yang disampaikannya pada halaman 160 itu beserta torehan apik yang diberikannya pada sejumlah klub bola terutama Persib Bandung, tak ada ucapan lain selain apresiasi besar nan tulus: Hatur nuhun, Coach Robert!

Data buku:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun