Buku berbobot yang dikemas mirip catatan perjalanan (traveling) ini, menyibak renik-renik konsumerisme sejak kemunculannya pasca Revolusi Industri hingga sekarang.Â
Rampung menyelesaikan membaca buku setebal 382 halaman, pembaca diwedarkan ironi masyarakat modern; sebuah tatanan sosial yang terus-menerus makan dan belanja secara berlebihan alias boros-konsumtif. Walhasil, secara sarih, Supriatna lantas mengajak kita menjadi pembeli yang rasional.Â
Inilah kiranya cara terbaik untuk setidaknya mengurangi nafsu konsumtif. Pembeli rasional adalah yang membeli dengan menimbang seksama antara kebutuhan dan keinginan; dan terutama soal kepedulian terhadap keberlanjutan alam pada barang yang bakal dibeli/dikonsumsi (hlm:289).
Kesadaran untuk mengurangi hasrat konsumtif pada diri masing-masing serta imaji kebersamaan sebagai aksi sosial-bermasyarakat menjadi pemantik untuk mengerem secara perlahan lesatan konsumerisme.Â
Gaya hidup minimalis dan atau kewirausahaan berbasis sosial yang tidak semata-mata berorientasi bisnis, merupakan salah satu langkah kecil nan konkret yang bisa kita perbuat. Kini, beberapa kalangan di Jerman enggan membeli produk elektronik terbaru.Â
Mereka lebih suka menyewa. Tak semua barang dengan embel-embel paling mutakhir perlu dibeli bila ujung-ujungnya bakal menumpuk-memenuhi ruangan rumah. Â
Data buku:
Judul: Prosa dari Praha: Narasi Historis Masyarakat Konsumen Era Kapitalisme Global
Penulis: Nana Supriatna
Penerbit: Rosdakarya, Bandung
Cetakan: April, 2018