Baik Sunni maupun Syiah, sama–sama memakai pakaian ihram mengeliling Kakbah. Tak ada sinisme di antara mereka karena haji terlarang untuk berbuat semacam itu. Perjumpaan inilah yang idealnya bisa digunakan oleh jemaah haji terutama Indonesia sepulangnnya ke Tanah Air agar kian bijak kala menghadapi perbedaan paham keagamaan yang kini kesannya terus terkoyak.
Sekembali ke Tanah Air, jemaah haji kita diharapkan berpunya tepa selira. Dalam konteks keindonesiaan yang majemuk, spirit haji perlu tertanam kuat dengan menegaskan bahwa dirimu atau sang liyan adalah bagian dari diriku. Nuansa seperti ini akan semakin mengaburkan batasan dan sekat untuk tidak merasa paham ormas keagamaanku lah yang paling benar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H