Mohon tunggu...
Alfiani
Alfiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNSRI

Sedang menempuh pendidikan resmi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia-Malaysia: Bentuk Nyata Love-Hate Relationship

2 Maret 2023   22:57 Diperbarui: 2 Maret 2023   23:12 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno via phinamo.com

Kisah kasih atau hubungan antara Indonesia dan Malaysia tentunya bukan hal yang asing lagi di telinga kita semua. Layaknya kisah klise antara benci tapi cinta dan peduli meskipun musuh bebuyutan. Bila kembali melihat dari catatan sejarah, nyatanya konflik antara Indonesia dan Malaysia tidak dapat dianggap sepele. Dimulai dari masalah perbatasan wilayah, tenaga kerja ilegal, hingga dugaan pencurian budaya. Oleh karena itu, tak heran jika kedua pihak masyarakat ikut memanas ketika konflik baru telah muncul.

Mengenal Indonesia dan Malaysia

Sebenarnya, kedekatan antara Indonesia dan Malaysia bukan lagi hal yang mengejutkan untuk diketahui. Negara dengan ibukota Kuala Lumpur tersebut bahkan memiliki letak perbatasan di pulau yang sama dengan negara kita, yaitu Kalimantan. Malaysia sendiri merupakan negara federal yang dipimpin oleh seorang raja dengan sistem pemerintahan diketuai perdana menteri. 

Meskipun terlihat beda secara sistem pemerintahan, nyatanya Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan si negara tetangga ini. Di samping keduanya yang terletak di Asia Tenggara dan tergabung dalam ASEAN, Indonesia dan Malaysia juga memiliki beberapa kemiripan di segi penduduk yang mayoritas beragama Islam, bentuk hasil pertanian, hingga berada di rumpun yang sama, yaitu Melayu. Sayangnya, sekalipun terdapat banyak kesamaan dalam berbagai aspek, tidak menutup peluang keduanya untuk bersitegang.

Kalau bahas konflik kedua negara ini, ya, cukup banyak sih. Dari masalah penting yang enggak kunjung selesai seperti kasus Ambalat, hingga masyarakat yang sering ejek-ejekan di sosial media. Tetapi, layaknya pepatah tidak ada asap kalau tidak ada api, hubungan benci yang mendasari kedua negara ini bukan hanya sekedar konflik yang terjadi di masa millenial ini. Indonesia dan Malaysia dulunya sempat terlibat konfrontasi yang mendatangkan perang besar pada tahun 1962 hingga 1966 di Pulau Kalimantan. Singkatnya, setelah dimerdekakan oleh Inggris, Malaysia berkeinginan untuk membentuk negara federal, yang sayangnya ditolak mentah-mentah oleh Indonesia dan Filipina. Wah, kenapa tuh?

Jadi, menurut Soekarno, yang kala itu menjabat sebagai presiden Indonesia, keinginan Malaysia ini dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Permasalahan ini kemudian mencapai titik terang, setelah dilakukannya perundingan dengan melibatkan PBB sehingga mencapai kesepakatan bersama. Namun, Malaysia secara diam-diam malah melanggar janji dengan menandatangani naskah pembentukan negara dengan Inggris. Hal itu tentunya membuat pihak kontra menjadi murka. Unjuk rasa besar-besaran terjadi, yang kemudian diakhiri dengan peperangan. Berdasarkan sejarah tersebut, tidak heran jika rasa benci antara keduanya telah tertanam sedari lama.

Konflik-Konflik Lanjutan

Pesatnya perkembangan media dan teknologi tentu membuat kita jauh lebih mudah menerima informasi, baik jarak dekat hingga sangat jauh sekalipun. Maka dari itu, pastinya cukup familiar di beberapa benak masyarakat Indonesia ketika mendengar kata 'klaim budaya' oleh Malaysia. Mulai dari makanan, tarian, seni hingga lagu dikabarkan menjadi sasarannya. Tak jarang, aksi 'klaim' ini membuat pihak internasional terlibat, misalnya UNESCO. 

Tetapi kalau dipikir lebih jauh lagi, mengingat bagaimana kedua negara yang memiliki rumpun yang sama (Melayu), agaknya bukan hal yang mustahil jika para leluhur mengenalkan budaya yang mirip atau serupa. Pernyataan ini bukan berarti pencurian budaya adalah hal yang wajar, ya. Selain itu, dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, sudah seharusnya kita sebagai masyarakat yang cerdas tidak mudah tersulut dengan berita bohong atau hoax. Terlebih mengingat dampaknya yang mungkin mampu merugikan dua negara sekaligus.

Benci tapi Saling Tolong Menolong

Sumber: Kementrian Luar Negeri
Sumber: Kementrian Luar Negeri

Kerap terlibat konflik tak berujung, tidak membuat aksi saling bahu-membahu antara kedua negara ini terhenti. Bantuan selalu siaga diluncurkan ketika di antara keduanya mengalami bencana. Misalnya saja bagaimana Malaysia yang turut membantu Indonesia ketika KRI-Nanggala menghilang atau bantuan yang dikirimkan ketika kasus Covid-19 merebak di negara kita. Pun sebaliknya, Indonesia kerap mengirimkan bantuan ketika negri jiran tersebut dilanda masalah ataupun bencana alam. Cukup sweet, ya.

Sebenarnya pada realita, aksi saling benci ini tidak semengerikan yang diperlihatkan di media kok, guys. Buktinya hingga sekarang ketika tulisan ini terbit, masih terjalin kerjasama antara kedua negara ini. Baik dari segi ekonomi, politik maupun pendidikan, contohnya pertukaran mahasiswa. Kalau seekstrim itu, kalian mungkin gak akan lagi melihat duo gundul alias Upin Ipin seliweran di televisi, kan.

Sumber:

Rohman, T. (n.d.). Kedutaan Besar republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia. Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. Retrieved March 2, 2023, from https://kemlu.go.id/kualalumpur/id/news/16027/pemerintah-malaysia-memberikan-bantuan-bagi-penanganan-covid-19-di-indonesia 

CIA. The World Fact Book: Malaysia Diarsipkan 2018-01-28 di Wayback Machine. Diakses pada 2 Maret 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun