Pertama, merencanakan pekan anda.
Salah seorang karyawan perusahaan mengumpulkan seluruh keluarganya untuk duduk pada minggu malam guna membahas dan merencanakan minggu yang mendatang. Mereka memetakan akan kemana, olahraga apa, apa kegiatan sekolah yang datang, dan hari apa harus bekerja lembur. Dengan demikian semua stres yang akan mungkin terjadi sudah dikenal selama seminggu sebelumnya, sehingga bisa menyerang stress dan tidak terhambat stres.
Kedua, tentang toleransi
Apakah anda selalu menoleransi segala hal dalam hidup anda? Toleransi dalam hal ini adalah tentang hal-hal (besar dan kecil) yang setiap hari dapat mengalihkan perhatian anda dari hal-hal lain yang lebih penting. Toleransi bisa berbagai macam bentuknya, mulai dari pekerjaan, hubungan rekan kerja yang buruk, kendaraan yang perlu perbaikan, hingga dapur yang perlu perbaikan. Untuk setiap hal yang bisa ditoleransi, tanyakan pada diri sendiri tiga pertanyaan.
- Dapat kah menyingkirkan toleransi sepenuhnya? Jika tidak ada, anda dapat mendelegasikan atau meminta orang lain untuk melakukannya?
- Apakah anda sudah merasa lebih baik setelah melakukan pertanyaan diatas?
- Sudahkah mengambil hal (hikmah) yang baik?
Bias negatif pada manusia memiliki kecenderungan untuk melihat dan mengingat hal-hal buruk yang terjadi pada siang hari. Padahal yang baik berlimpah selama sepanjang hari tapi jarang dicari atau diingat.
Ketiga, Tuliskan daftar hal yang baik
Pada akhir setiap hari, menuliskan setidaknya tiga hal baik yang terjadi dan merefleksikan pentingnya hal tersebut. Keesokan paginya,baca sekilas di daftar. Latihan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit, tetapi studi menunjukkan bahwa mereka yang membuat kegiatan ini dan yang telah memiliki pengalaman kebiasaan rutin ini mengalami peningkatan untuk tingkat kebahagiaan dan optimisme (Seligman, et al., 2005).
Keempat, Mengidentifikasi situasi di mana anda memiliki kontrol
Banyak orang menghabiskan jumlah yang berlebihan dari energi mereka untuk mencoba mengelola isu-isu dan memecahkan masalah yang berada di luar kendali mereka. Hal ini menciptakan tingkat tinggi pada stres dan frustrasi.
Eipstein pernah membantu seorang klien baru yang sedang memiliki masalah berulang yang sedang dialami, dan setelah mereka bekerja melalui beberapa latihan, dia menyadari bahwa sekitar 50% dari masalah itu ternyata berada di luar kendali. Setelah bernapas lega, klien tersebut memfokuskan kembali usahanya pada potongan-potongan yang berada dalam kendali. Dan mengabaikan yang tidak dapat ia kendalikan (atau bisa dikatakan diluar kontrol manusia). Jika diluar kendali manusia biarlah itu mengalir.
Salah satu hasil yang lebih dramatis dari studi Epstein adalah temuan bahwa,