Mohon tunggu...
Mbak Tata
Mbak Tata Mohon Tunggu... profesional -

** House Manager ** Meminati segala hal yang berkaitan dengan eksplorasi dalam meningkatkan produktifitas hidup maupun manajerial yang efektif dan efisien untuk keseharian yang lebih baik silakan berkunjung ke itqonmanager.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memulihkan Diri dari Patah Hati

11 November 2015   22:53 Diperbarui: 11 November 2015   23:34 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah anda pernah gagal saat menjalankan target hidup anda, apakah anda beberapa kali mengalami penolakan dari lamaran pekerjaan yang tak kunjung memberikan kabar, apakah anda pernah gagal mempertahankan hubungan baik, apakah anda mengalami masa-masa kehilangan orang terdekat yang amat anda sayangi, dan berbagai jenis kejadian serupa dimana anda merasakan kesedihan dan menjadi patah hati.

Terkadang seseorang yang sedang mengalami patah hati memiliki perubahan suasana hati yang memburuk dalam waktu yang tidak sebentar, bahkan ada juga yang memerlukan waktu cukup lama untuk bisa move on. Apapun masalah yang melatar belakangi penyebab patah hati, maka patah hati tetaplah respon manusiawi yang dapat dirasakan oleh siapa saja dan kapan saja.

Saat mengalami patah hati ada sebagian orang yang meresponnya dengan bersedih sepanjang waktu dan memendamnya, ada yang menjadi stagnan, mengisolasi diri dan tak banyak melakukan hal-hal yang produktif, dan ada juga yang belum dapat menerima kenyataan atas penyebab patah hati sehingga melampiaskan kepada orang yang dinilai sebagai penyebab kesedihan.

Apa yang harus dilakukan setelah patah hati? menunggu semua kembali seperti awal atau memulai langkah yang baru? Ataukah anda dapat menerima kenyataan yang telah terjadi? Dan mulai beradaptasi untuk menyembuhkan luka yang ada.

Patah hati itu memang menganggu hari

Saat sedang patah hati, kemudian semakin larut dan semakin menjadi-jadi kesedihan yang dirasakan saat mengingat masa lalu yang menyakitkan. Diakui atau tidak hal ini sangat mengganggu hari-hari rutinitas. Memang hal ini sangat mempengaruhi, namun setidaknya hal ini merupakan pengalaman yang berguna untuk masa depan. Meskipun suatu masalah bisa saja tidak selesai akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana cara menghadapi masalah.

Beberapa cara dalam menghadapi hal ini berdasarkan rekomendasi para peneliti dalam bidang ilmu hubungan diantaranya adalah sebagai berikut.

Membangun kembali diri sendiri (self)

Salah satu cara untuk menyembuhkan diri sendiri adalah dengan adanya cinta. Cinta  dapat memfasilitasi diri untuk bertumbuh, memperluas dan mendiversifikasi siapa diri seseorang (Aron & Aron, 1997).

Misalnya, ketika anda mengalami kehilangan atas meninggalnya seseorang yang selama ini anda cintai dimana sebelumnya anda banyak menghabiskan waktu untuk bersama-sama, ketika orang yang anda cintai sudah meninggal dan tak ada lagi hubungan yang terjalin seperti sebelumnya maka keadaan dapat berubah drastis. Konsep diri yang sebelumnya saling terkait menjadi hilang. Jadi tidak mengherankan, bahwa ketika sebuah hubungan berakhir, orang akan mengalami kebingungan (Slotter, Gardner, & Finkel, 2010)

Perasaan kehilangan membuat seseorang tidak yakin tentang siapa dirinya. Namun mulailah untuk membangun kembali siapa diri anda sesungguhnya. Saatnya untuk mencoba hal-hal baru dan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang baru. Mendapatkan konsep diri kembali. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada individu yang tidak membuat kemajuan untuk mendefinisikan ulang atau menemukan kembali diri mereka, meraka akan mengalami penyusutan kebahagiaan secara psikologis (Mason, Bryan, Portley, & sbarra, 2012).

Salah satu tindakan yang paling penting yang dapat diambil untuk menyembuhkan luka patah hati adalah dengan terbuka dengan orang-orang baru, menghadapi tantangan, dan menambah pengalaman.

Mencoba untuk berlatih fisik

Peristiwa dalam kehidupan yang penuh stress dapat menimbulkan berbagai gejala depresi dan bisa saja sulit untuk dikelola. Namun tak ada salahnya mengurangi stress dengan latihan. Penelitian menunjukkan bahwa latihan secara fisik dapat berfungsi sebagai intervensi yang efektif, dalam menghadapi peristiwa kehidupan yang penuh stres (misalnya, masalah mood, masalah kurang tidur, atau sulit berkonsentrasi, O'Dougherty, Hearst, Syed, Kurzer, & Schmitz, 2012 ).

Sementara latihan dapat mengurangi  perasaan stres, aktivitas fisik dapat sebagai penyangga untuk mengurangi gejala depresi dan ini menjadi langkah penting untuk menuju pemulihan.

Bersikaplah optimis

Merasa sedih adalah respon alami, meskipun kadar kesedihan akan menurun dari waktu ke waktu (sbarra & Emery, 2005). Jika anda mencari hal-hal yang dapat meningkatkan kebahagiaan anda, cobalah bersikap optimis. Hal ini merupakan umpan balik, misalnya dengan tersenyum. Otot yang tersenyum dapat mengirim sinyal ke otak anda bahwa anda bahagia. Dengan kata lain, meskipun kita berpikir sedang tidak mampu untuk tersenyum namun perilaku wajah tersenyum benar-benar dapat mengirim sinyal ke otak untuk bahagia, hal ini berpotensi untuk meningkatkan mood seseorang.

Rebound atau melambung kembali

Penelitian baru menunjukkan bahwa memulai hubungan baru ternyata cukup cepat menyehatkan masa break paska patah hati bahkan untuk jangka lebih panjang  (Brumbaugh & Fraley, 2015).

Orang yang mampu rebound akan melihat diri mereka lebih diinginkan, dan memiliki lebih besar kesejahteraan secara keseluruhan. Hal ini akan memperbaiki rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, dan penghindaran. Temuan ini menunjukkan, bahwa memulai sesuatu yang baru lebih cepat, daripada nanti, bisa menjadi langkah berikutnya lebih produktif untuk menuju shidup yang lebih sehat dan bahagia.

Berdoalah, karena doa akan meningkatkan kontrol diri dan membuat diri lebih baik

Penelitian telah menunjukkan bahwa pengendalian diri mirip seperti mengendalikan otot. Dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa doa dapat membantu seseorang mendapatkan lebih banyak "otot” pengendalian diri. Dalam sebuah penelitian, peserta memulai untuk berdoa sebelum melakukan tugas. Ternyata hasilnya adalah meskipun memiliki rasa lelah namun rasa lelah lebih mampu dikendalikan. Selain itu, penelitian lain menunjukkan doa mengurangi konsumsi alkohol, sebagai bentuk pelaksanaan pengendalian diri. Temuan seperti ini menunjukkan bahwa doa memiliki efek energi yang besar.

Doa dapat membuat keadaan lebih baik. Para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang berdoa mudah menurunkan kemarahan dan memaafkan. Para peneliti juga menemukan bahwa orang berdoa untuk pasangannya atau temannya, akan membuat mereka lebih bersedia untuk mengampuni atau memaafkan orang lain.

Demikian, 

Tak hanya orang lain yang perlu dimaafkan namun juga diri anda sendiri, menyayangi diri anda dan menerima diri anda sendiri apa adanya. Masalah yang menyebabkan patah hati bisa saja tidak selesai, namun memberikan sikap terbaik dalam menghadapi masalah akan mengurangi beban-beban yang ada dalam diri anda, setelah menyerahkan kepada yang kuasa, biarkan masalah selesai bersama dengan waktu yang berjalan. Terkadang banyak hal yang terjadi diluar kendali seorang manusia.

semoga menginspirasi dan bermanfaat. ^_^

Ilustrasi www.huffingtonpost.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun