DALAM SAJAK PUAN YANG DUKA
Apa yang kemudian mampu aku kenali
Selain sajak puan dengan kecemasan abadi
Telah mencatat segala yang hujan
Sepi menawarkan kepedihan
Cuaca memuram, rindu tak kunjung padam
Menjadi tempat duka-duka bersemayam
Aku begitu paham tentang kesakralannya
Hanya saja, puan! Ada ngilu yang tersisa
Barangkali tertulis dari rasa nyeri
Berjibaku pada pikiran sendiri
Tetapi istimewa; di kedalaman makna
Bahagia itu ada, terbaca, dan tak ke mana-mana
Sumedang, 21 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H