MALAM TADI
Begitu luasnya ingatan, tetapi mengapa aksaraku tidak juga menjadi bulan? Redup, tiada cahaya pada tiap jengkal katanya.
Berusaha tak tergesa-gesa berwasangka, sekadar memastikan, rindu moksa ketika kenangan enggan akrab dalam dada.
Baca juga: Kemarin, di Sela Rintik Gerimis
Aku kembali menjadi bisu di bahu sang malam, menyaksikan sajak-sajakku muram diselimuti kelam; gigil dan hanya diam.
Sedikit menyesali, "Benar-benar tak ada yang lahir dari rahim sepi."
Namun malam ternyata diam-diam telah mengemasnya sebagai bait doa sederhana. Oh, betapa ... Tuhanku Maha Bijaksana.
Baca juga: Menuntaskan Kepedihan
Sumedang, 12 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: O, Lupa-Lupa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!