LELAKI YANG SENDIRI
Tentang sepi di ujung-ujung hari
Adalah milik dia, lelaki yang sendiri
Kemarau telah lama berhenti di lengannya
Juga terik yang menambatkan letih usia
Hanya saja prasangka tetap masalah malu
Dia kata, "Apa guna membuka pintu."
Terbiasa dari segala macam penolakan
Nyatanya, dia kadang rindu pemandangan hujan
Tetapi pada detak yang masih ada
Tak ingin lelaki main-main dengan rasa
Meski secangkir kopi dan lagu lawas
Kerap bertanya, "Masihkah engkau waras?"
Sumedang, 24 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H