SI PALING IMAJI
Mungkin aku yang tidak tahu diri
Masih saja menyebutnya puisi
Ketika bertahan dengan angan-angan
Membiarkan keluhan, bicara kesedihan
Lalu perlahan-lahan ...
Membuat amat berlebihan
Seperti sebuah ironi
Mendapatiku bagai ratu paling imaji
Tanpa pernah merasa berdosa
Kalimat layu menjadi layak diwarta
Sederhana, namun penuh dusta
Apakah karena malam terlampau dingin?
Baca juga: Hujan di Sepanjang Malam
Sumedang, 8 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Di Kedai Kopi
Baca juga: Dipermainkan Rindu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!