Entah sudah berapa lama
Seseorang tersesat di sunyi
Setelah dia menyaksikan kematian hati
Pada degupnya sendiri
Kepedihan semakin berayun-ayun
Di lengkung alis yang kemudian
Air mata hanya sebuah alasan
Manakala muncul dari yang namanya duka
Di atas bantal, tak ada suara
Sementara hujan turun sepanjang malam
Dan mantel biru; basah doa-doa
Masih tergantung di sampiran
Sumedang, 7 Juli 2024
Baca juga: Di Kedai Kopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Dipermainkan Rindu
Baca juga: Surga Itu...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!