AKHIR DARI DENDAM
Brakk! Satu suara membangunkanku. Aku yang sempat berpikir kalau itu hanyalah suara benda terjatuh atau apa, bukan dari hal-hal aneh yang sering menjalar dalam benak selama tiga bulan ini, yang membuat hidupku kacau tak menentu.
Brakk!!! Sekali lagi suara itu terdengar.
"Apa lagi ini?" Aku merasa begitu ketakutan.
Segera aku bangun dari tempat tidur, berdiri dengan perlahan, melangkahkan kaki menuju ke pintu kamar, ke luar untuk memastikan suara apakah itu. Mengendap-endap mencari asal suara. Aku ke dapur, mungkin saja suara itu berasal dari dapur. Ketika tiba di dapur, tak ada satu pun sesuatu yang aneh. Tak ada apa juga yang mencurigakan. Lantas dari manakah asal suara itu?
***
Hari ini tante Rere datang membawa keponakannya yang seumuran denganku, yang sengaja tante Rere suruh untuk menemaniku selagi menenangkan pikiran di vila ini. Namanya Lusi, tidak perlu waktu lama aku dan Lusi semakin akrab.
"Win, sudahlah, kamu tak perlu mengingat lagi malam itu. Ayo move on! Semangat!" ucap Lusi menyemangatiku yang terus duduk kacau di halaman belakang.
"Aku juga ingin seperti itu, Lus. Tapi, aku merasa masih ada hal yang aneh setelah malam itu. Aku seakan terus dihantui oleh kejadian tersebut, aku merasa bersalah menghilangkan nyawa seseorang, aku seorang pembunuh!"
Tiba-tiba aku melihat ada sesosok di belakang Lusi, segera aku berdiri dan kuberanikan lagi memandang area dalam kamar mandi yang tepat berada di belakang Lusi. Dan aku lihat dengan mataku ....
"Aaaaaaa ...," teriakku sambil menyembunyikan wajah di antara kedua tangan.