Daripada menjadi lebam di hati
Seorang lelaki memilih memaknai sepi
Lewat hal-hal sederhana
Di sebatang rokok dan seruputan kopinya
Dia ingin sedikit menyelamatkan
Sebab doa-doa masih ada yang bertahan
Manakala mendung terlihat kemudian
Seorang lelaki enggan menerka hujan
Pikirnya; takdir takkan selelucon itu
Untuk apa pula meramalkan waktu
Tak ingin dia kehilangan nyali
Meski sepi menerkamnya sekali lagi
Sumedang, 20 Maret 2024
Baca juga: Perihal Lupa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Di Antara Hujan
Baca juga: Sebelumnya, Aku Pernah Bahagia
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!