SUNYI INI ADALAH RAPAL DOAKU
Angin di remang malam mengantarkan sepi
Memekarkan kenangan yang lama sembunyi
Di balai-balai bapak duduk bersila
Bercerita tentang apa mereka rasa
Musim kemarau yang kelamaan singgah
Sampai hujan membuat mata ibu basah
Keheningan lantas turun ke dalam hati
Manakala suara-suara tak terdengar lagi
Tawa bapak di sela seruputan kopi hitamnya
Aminan ibu di setiap kalimat yang bercahaya
Iya, sebelum detik jam mati ...
Dan segalanya menjadi hampa di sini
Kepada waktu aku coba memahami jarak
Dari kekosongan yang sesekali hendak teriak
Adalah rapal doa di antara memori itu
Membawa tempias rindu; sampaikan salamku
Meski pada akhirnya kembali sunyi
Mengertikan hati setelah kata, "Pergi."
Sumedang, 21 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H