"Ayo kita pulang," Â Satu suara menyadarkanku dari lamunan panjang.
"Hari sudah mulai gelap, yuk!" Dewi menepuk pundakku.
Aku menoleh dan tersenyum, lalu bangkit berdiri setelah menaburkan kembang terakhir.
Menggenggam kalung yang menjerat leher dengan liontin sebuah cincin kukepal erat.
"Kado yang belum sempat kau berikan akan selalu kusimpan, Sayang!"
"Berakhirnya ini berakhir pulalah saat-saat kita bersama." Aku meninggalkan gundukan tanah merah.
"Malam ini rencananya apa?" Dewi bertanya.
Aku tersenyum, "Makasih, ya, Wi! Kamu mau menemaniku hari ini."
"Aku hanya ingin segera pulang lalu meringkuk di antara guling dan bantal kesayanganku lalu bermimpi." ucapku lirih.
Dewi hanya tersenyum.
Kami berdua menjauh dari tempat Taufan di mana sekarang dia beristirahat dalam damai di tidur panjangnya.
"Fan ...." Hatiku berteriak dengan sedikit terluka.
Sumedang, 6 November 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI