SELEPAS SUNYI
Kembali kumainkan kata-kata
Menafsirkan rasa yang menyapa
Pada pekatnya malam
Dari hidup yang jahanam
Adalah air mata ...
Mengecup pipiku tiba-tiba
Mencipta sekelumit kenestapaan
Dengan sebuah kehancuran
Seakan ada yang mengutuk jiwa
Ketika pedih serupa neraka
Lalu aku buru-buru mewawas diri
Selepas sunyi, puisiku penuh doa suci
Sumedang, 21 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!