Mohon tunggu...
Itha Abimanyu
Itha Abimanyu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis - Best In Fiction Kompasiana Awards 2024

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berkah Ramadan

30 Maret 2022   19:22 Diperbarui: 25 Mei 2024   13:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BERKAH RAMADAN

Tepat di bulan ramadan, berkah dan hikmah yang luar biasa bisa didapatkan. Itulah mengapa disebutkan bahwa bulan ramadan adalah bulan yang penuh berkah.

Aku percaya dan tentu saja kepercayaan itu tidak semata-mata karena ikut tren kalimat serupa.

Sayup-sayup suara lembut yang sangat akrab di telingaku terdengar, membangunkan dari tidur.

"Adit, sahur, Nak ...!" Ibu memanggil dari ruang makan.

"Iya, Ibu ...." Berjalan gontai sambil masih terkantuk-kantuk menuju kamar mandi untuk cuci muka. Dinginnya air membasuh mukaku, lantas menuju ruang makan di mana keluargaku sudah menunggu untuk makan sahur bersama.

Hari pertama ramadan kali ini selain ibu dan ayah juga kedua adikku, ada kakek dan nenek yang sengaja datang dari desa. Suasana makan sahur terasa lebih istimewa.

Kebersamaan dengan keluarga adalah peristiwa terindah di bulan ramadan. Karena berkumpul dengan keluarga itu menurutku berkah.

Berkumpul bersama keluarga dan orang tua bagiku adalah kebahagiaan yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

"Imsak! Imsak! Imsak!" Terdengar suara imsak dari masjid, aku dan keluargaku segera menghabiskan makan dan minuman masing-masing.

Usai sahur, bergegas kembali lagi ke kamarku di lantai dua. Setelah salat subuh, aku memilih tidur kembali. 

Belumlah lama memejamkan mata, dibangunkan kembali oleh seseorang yang suaranya asing di telingaku.

"Dik, sudah sahur?"

"Belum, Pak." jawabku.

"Ini Dik, dari kami, ada makan sahur buat Adik."

"Alhamdulillah. Terima kasih," ujarku.

Tidak ada yang berbeda, aku dibangunkan lagi oleh orang-orang yang menamakan dirinya 'Komunitas Sosial', aku dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka berusaha bangun dan mulai menata kardus yang kugunakan sebagai alas tidur untuk kemudian kugunakan kembali nanti.

Sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan urusan perut, karena terbiasa dengan keadaan. Aku hanya berandai, jikalau ada yang ingin berbagi, aku meminta bantuan dalam bentuk yang lain, keluargaku misalnya. Oh, Tuhan .... Aku memang kurang bersyukur untuk hal ini, tetapi bolehkah sedikit bermimpi sampai menghadapi hari nanti, kemenangan yang sungguh memesona usai ramadan.

Sumedang, 30 Maret 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun