Mohon tunggu...
Bajank Kirek
Bajank Kirek Mohon Tunggu... Wiraswasta - OFFICE BOY

Ayah Muda Keren Bikin Gemes

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ada Yang Sangat Marah Kompasiana Berubah

20 Januari 2011   22:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:20 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JRENG! Kompasiana kayak Ksatria Baja Hitam! BERUBAH! Saya pikir semua jadi beres dengan perubahan ini. Nyatanya nggak. Tetap saja ada yang tidak puas. Padahal ini Tempat Gratis. Dan suara yang tidak puas lebih kepada mereka Penghuni yang dulu Narsis. Yang memang masuk Kompasiana tujuannya ingin Populer. Ya, sama saja kepengin kayak Sinta dan Jojo begitulah. Maka orang orang golongan ini jelas MARAH besar dengan Kompasiana baru karena Terpopuler dihilangkan diganti Terakomodasi.

Bagaiamana tidak marah dan gusar! Lha, wong dulu dengan judul jelek-jelekin agamanya, pakai bawa Komunis segala disanding dengan Islam, segala nabi buat ejekan, Agnes Monica jadi bulan-bulanan, Onani jadi judul harian, ada gosip AA Gym ikut gosipin AA Gym, tapi tentu dengan judul vulgar tentunya... pokoknya paling tahu psikologis pembaca yang doyan klik judul bombastis, hingga risi setiap hari ada terus judul NGAWUR di kolom Terpopuler!

Ealaha, JEDER! Tahu-tahu hilang kolom Terpopuler. Ya, kayak PKL kehilangan lapak buat berdagang. Ujung-ujungnya sekarang Kompasiana diamuknya dengan postingan 'dasar kompasiana Primitif!' atau 'HL Kampungan!'. Macam anak balita direbut mainannya. Ya, saya heran ini. Bingung saya ini. Wong EA menurut selentingan adalah  Pendidik, kok, bahasanya, cara tuturnya jauh dari santun dibandingkan dengan Om Jay, ya?

Saya ngerti betapa kecewanya EA saban posting yang baca sudah nggak kayak dahulu kembali pada masa jayanya. Bisa seribu, setiap hari bahkan tanpa kehadiran dirinya di Terpopuler. Tapi, sekarang, posting dibaca ratusan, bahkan ada yang puluhan... Lalu yang komen ya, taks seramai dulu lagi. Yah, paling saya bisa menyimpulkan orang berkompasiana jebule banyak sekali motifnya. Ada yang motifnya kepengin populer, kepengin bikin ribut, kepingin caper....

Ada yang bilang kalau orang yang dalam dunia maya begini karena eksistensi di dunia nyatanya tak diakui. Ladalah, ini saya nggak ngerti. Wong pskilogis yang urusan saja. Saya sih tekankan nyaman-nyaman saja dengan Kompasiana sekarang. Yang penting bisa nulis, buka kompasiana juga nggak enek, karena judul onani, porno, ejek agama setiap hari kayak dulu, sudah nggak  ada....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun