Â
Terus terang, saya sempat memandang sebelah mata kedai ini. Saya mengira kedai ini cuma mendompleng kebesaran Sate Klathak dengan mengusung nama "Nglathak" sebagai sebuah brand. Apalagi dihadirkan di wilayah seputaran kampus UGM, wilayah utara Kota Yogya, yang cukup  berjarak dari Jalan Imogiri sebagai wilayah kultural Sate Klathak. Namun, rasa skeptis saya langsung luntur dan menguap saat mendengar penuturan pemilik kedai ini.
                                                                          *** *** ***
Siapa mengira, kedai yang penampakannya gaul ini merupakan etalase pemberdayaan bagi peternak kambing & petani di wilayah Pakem dan Klaten.  Di kedai yang terletak di Jl. Gambir Karang Asem Baru Gg. Seruni  No 7 Catur Tunggal Depok Sleman, ini digunakan daging kambing  betina afkir, kambing betina yang sudah tidak produktif. Pilihan ini bukan tanpa alasan, sebab umumnya daging yang digunakan untuk sate kambing diambil dari daging kambing muda yang masih produktif. Tak jarang kambing yang disembelih masih berusia lima bulan bahkan tiga bulan. Dalam jangka panjang, jika kultur menggunakan daging kambing muda terus dilangsungkan secara massif, efek sampingnya adalah terputusnya rantai reproduksi hewan ternak kambing. Akan muncul kelangkaan hewan ternak kambing sementara permintaan konsumsi terus meningkat.
Meski dibuat dari daging Kambing afkir, potongan sate klathak di sini ternyata cukup empuk. Muhammad Subroto atau akrab disapa Mas Thok, pemilik kedai ini berbagi tips mengempukkan daging kambing yang sudah sangat populer, apalagi kalau bukan menggunakan Daun Pepaya. Daun Pepaya yang digunakan sudah dalam bentuk ekstrak dan diberlakukan pada daging kambing selama kurang lebih 6 jam. Menurut alumni Teknologi Peternakan IPB ini, enzim Papain dalam Daun Pepaya lebih efektif mengempukkan daging ketimbang buah Nanas.
Saya berkesempatan hadir dalam sesi Food Review bersama Kompasianer Jogja pada Selasa 23 Mei 2017. Menyambut bulan suci Ramadhan, Kedai Nglatak menawarkan beragam menu paket hemat dengan harga yang terjangkau namun tetap nikmat di lidah. Ada 5 PAKET RAMADHAN yang bisa dipilih, yaitu:
PAKET RAMADHAN 1
Nasi Goreng Rempah Ayam
Koktail Bunga Telang
Air Mineral 330 ml
Rp 14.000
PAKET RAMADHAN 2
Nasi Goreng Rempah Kambing
Koktail Bunga Telang
Air Mineral 330 ml
Rp 17.000
PAKET RAMADHAN 3
Sate Klathak Ori
Nasi Putih
Koktail Bunga Telang
Air Mineral 330 ml
Rp 24.000
PAKET RAMADHAN 4
Sate Klathak Manis
Nasi Putih
Koktail Bunga Telang
Air Mineral 330 ml
Rp 24.000
PAKET RAMADHAN 5
Sate Klathak Mozzarella
Nasi Putih
Koktail Bunga Telang
Air Mineral 330 ml
Rp 26.000
Pilihan saya jatuh pada menu favorit di sini: Sate Klatak Mozzarella! Semula saya tidak bisa membayangkan Keju Mozzarella yang biasanya kita jumpai di menu Pizza tetiba dipadu dengan Sate Klathak yang terbuat dari daging kambing. Ternyata kelezatan daging kambing empuk dibalut dengan gurihnya mozzarella langsung memanjakan lidah saya. Saya hampir tidak bisa berhenti menyantap menu unik ini.
MOZARELLA BUATAN JOGJA
Cerita tentang Sate Mozzarella ini juga tak kalah menarik. Keju Mozzarella yang digunakan juga merupakan keju homemade. Usut punya usut, ternyata keju khas Italia ini merupakan produksi rumahan dari Fabio_Jogja, teman dari pemilik kedai ini. Dan susu sapi bahan baku keju dipasok dari para peternak sapi di kawasan lereng Gunung Merapi. Kebetulan, beberapa waktu sebelumnya saya pernah mengikuti worksop pembuatan Keju Mozzarella dari Fabio_Jogja. Di kesempatan itu, saya juga turut icip-icip nikmatnyaKeju Mozzarela hasil workshop. Rasanyaaaa........enak, gurih dan nikmat sekali.
BUNGA TELANG, SI BUNGA BIRU
Sebagai pelepas dahaga, ada kesegaran Koktail Bunga Telang yang hadir lengkap dengan serutan daging Buah Belewah dan Biji Selasih. Koktail ini berwarna biru hasil dari rendaman Bunga Telang. Bunga Telang sendiri telah dikenal sebagai pewarna bitu alami di dapur tradisional Indonesia. Di pinggiran bibir gelas disisipkan irisan Jeruk Nipis sebagai pilihan tambahan rasa. Jika menginginkan tambahan rasa asam segar, kita dapat memeras irisan Jeruk Nipis ke dalam Koktail Bunga Telang. Selain tambahan rasa asam segar pada koktail, kita juga bisa menyaksikan perubahan warna koktail dari biru menjadi ungu. Sedikit cerita dari kotail biru ini, Bunga Telang yang digunakan dalam koktail ini lagi-lagi merupakan hasil pemberdayaan petani di kabupaten Klaten yang digagas oleh Martani Organik.
Kedai Nglathak ini sehari-hari buka sejak pukul 12.00 hingga 21.00  WIB, namun di saat Ramadhan ada perubahan jadwal yaitu buka mulai pukul 16.00 hingga 21.00 WIB. Di luar jam operasional,  pemilik kedai  memberikan kesempatan kepada masyarakat yang membutuhkan ruang untuk beragam kegiatan. "Pada dasarnya kami ingin berbagi banyak hal, termasuk soal ruang di kedai ini", tutur Mas Thok. "Gratis, tidak dipungut biaya", tambahnya. Bagi masyarakat yang memerlukan tempat/ruang berkegiatan secara cuma-cuma bisa menghubungi beliau di IG @nglathak atau email: nglathak@gmail.com.
Lengkap sudah kisah-kisah di balik menu di kedai ini, penuh dengan semangat pemberdayaan. Inilah kedai yang menjadi etalase hasil bumi para petani. Inilah kedai dengan semangat penghargaan kepada petani, semangat yang jarang kita jumpai di tengah riuh wisata kuliner. Sore itu, sembari menikmati menu Sate Klathak Mozzarela, saya membayangkan ladang-ladang nun di kaki Merapi yang sejuk, dengan para petani di tengahnya.
Â
#Nglathak Kekinian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H