Tak lama dia kirim paragraf yang sudah dia penggal-penggal. Lumayan, pikir saya.
Nah, itu kamu bisa membuat kalimat-kalimat pendek. Jadi lebih jelas, kan?
Iya, Miss. Jadi kalimat-kalimat pendek itu supaya pembaca memahami cerita kita, ya, Miss?
Bukan, supaya pembaca ndak pusing baca tulisan kita, jawab saya.
Lalu saya salin percakapan dari naskahnya, kirim ke WhatsApp-nya.
Sekarang, bisa kamu menulis dialog dengan benar seperti contoh? Tanda baca, huruf besar-kecil, titik koma pada tempatnya?
Bisa, Miss. Sebentar ya.
Lalu dia kirim hasilnya. Bagus.
Nah, itu kamu bisa. Sekarang pertanyaan saya, siapa tokoh dalam cerita kamu? Firly atau I/saya?
Saya, Miss.
Jadi tokoh saya itu namanya Firly?