Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Ulang Tahun, Yesus

26 Desember 2022   07:07 Diperbarui: 26 Desember 2022   07:10 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Natal terus bertransformasi. Makna dan perayaan dan cara orang mengucapkan Natal.

Di Tanah Air, (hampir) menjadi tradisi, tiap Desember muncul perdebatan boleh atau tidak mengucapkan selamat Natal kepada orang kristen. Suasana itu masih ada di beberapa tempat. Hanya intensitas yang berubah dalam mempercakapkannya.

Kita makin dewasa dan tenang dalam menyikapinya. Tentu karena pengetahuan kemanusiaan kita berkembang dan usia kita menjadi manusia pun bertambah. 

Saya mengamati situasi tiap kali Natal. Bagi kepentingan saya sendiri, saya memaknai ulang hal yang esensi, yaitu kelahiran Yesus di bumi. Tidak stagnan pada satu kesimpulan tapi saya ingin pemahaman itu kian bersemi seperti pohon yang hidup.

Dunia menganut Kalendar Masehi atau Anno Domini (AD), dalam bahasa Inggris sebutan untuk penanggalan atau penomoran tahun yang digunakan pada kalender Julian dan Gregorian, kalendar yang dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret.

Dan arti lain dari kata natal menurut KBBI, selsin kelahiran Isa Almasih, adalah kelahiran seseorang. 

Mengingat itulah, saya lalu kali mengucap selamat mengulang hari lahir kepada Yesus, tiap hari Natal. Dalam pelaksanaannya, seperti kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada teman, keponakan dan anggota keluarga, atau kenalan, yang beragam cara. 

Kita hanya mengucapkan selamat kepada kenalan. Memberi kado kepada keponakan. Mengundang atau diundang makan untuk merayakan. Dan banyak cara lainnya.

Pada Natal alias ulang tahun Yesus, saya memberi dan menebus waktu.  Mengenang lagi peristiwa selama setahun dan berterima kasih atas suka-duka serta anugerah untuk menikmatinya. 

Tahun ini, di WA di ponsel saya banyak kiriman selamat Natal dengan gambar orang yang mengirim tersebut, bersama keluarga. Latar foto  seperti menjelaskan bahwa tahun ini saya dan orang terdekat saya dalam keadaan baik-baik saja. Itu hal baik tentu saja. Meski kita perlu sedikit energi untuk menghapus gambar kalau tidak ingin hape kita kepenuhan data.

Tiap orang memiliki cara dalam menghikmati Natal. Termasuk juga mereka yang masih mencari tahu dan kejenjaman, boleh atau tidak memberi selamat kepada orang Kristen. Itu juga perlu diberi ruang dan keleluasaan. Tetapi yang perlu disadari, tidak menyerang dan melecehkan peristiwa Natal dan keyakinan orang tentang peristiwa Natal. 

Karena kita adalah sesama. 

Kesadaran kita adalah sesama bagi manusia lain sebenarnya membantu kita memahami diri sendiri. 

Selamat ulang tahun, Yesus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun