"Jalan terus!" teriaknya kepada pasukannya, "tidak ada anak di sini. Rumah ini aman."
Kegegeran dan suara gemerincing senjata segera lewat seperti juga kemarahan yang tidak berpikir, yang bermaksud menyapu buruan, yang membuat rusa bergetar bersembunyi. Artaban kembali memasuki pondok itu. Dia memalingkan wajahnya ke arah timur dan berdoa,
"Allah yang benar, ampuni dosaku! Aku telah berkata sesuatu yang tidak benar, demi menyelamatkan hidup seorang anak. Dua persembahanku sudah tidak ada lagi padaku. Aku sudah memberikannya kepada seseorang di tengah jalan, yang kumaksudkan adalah untuk Allah. Layakkah aku untuk melihat wajah Sang Raja?"
Tetapi di belakangnya, ia mendengar suara ibu muda itu menangis dalam haru, menanggapi doanya, berkata lembut, "Karena engkau telah menyelamatkan nyawa anak kecil ini, kiranya Tuhan memberkati dan menjagamu; kiranya Tuhan menghadapkan wajahnya kepadamu dan kemurahan akan mengikutimu; kiranya Tuhan mengangkat wajahNya atasmu dan memberimu damai."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H