Dia dari keluarga biasa, masa kecilnya tertutup penderitaan, tetapi rumah kecil mereka tak cukup menampung cinta kasih kedua orangtua  yang membela anak-anaknya, semampu tangan mereka dapat menanggungnya. Ia sulung dari dua adik laki-laki dan perempuan. Keinginannya mengubah nasib diwujudkan dengan kesungguhannya lulus dari Sekolah Menengah St. Francis Melaka sebagai siswa terbaik, dan mendapat beasiswa untuk melanjut kuliah ke Inggris.Â
Hidupnya terasa datar, tak berwarna. Namun ia membuat frase-frase kalimat yang indah dalam surat-suratnya di email, pesan pendeknya di ponsel. Aku suka laki-laki yang menulis dengan benar, berbahasa dengan baik. Itu menunjukkan sesuatu. Mungkin aku jatuh cinta padanya. Absurd memang. Tetapi itu nyata. Bagiku. Â
*Â
is/03/10/22