pengantarÂ
setelah yusuf mati di mesir, orang ibrani terus berbiak. lebih seabad kemudian seti I (1309-1290 SM) berkuasa. firaun ini tidak kenal yusuf dan jasa-jasanya bagi mesir masa lalu. ia paranoid. kalau dibiarkan, orang ibrani akan tambah banyak dan mengambil alih kekuasaan, pikirnya. satu undang-undang pun ia resmikan. isinya: setiap bayi laki-laki ibrani yang lahir, harus dilenyapkan. Â
sifra dan pua, dua bidan ibrani, menanggapi pesan mematikan itu dengan kreativitas dan kegigihan, ala emak-emak zaman now. Â
syair ini diilhami tulisan the long and narrow pharaoh karya rabbi arthur waskow, dipetik dari buku new jewish stories to heal wounded world. Â
sifra & pua
firaun memanggil sifra dan pua ke istananya
la'mi yaldot ha-ivriyot, serunya
tanah mesir sudah terlalu sempit
buat kalian ibrani
karena itu sekarangÂ
aku titahkan kalian
bunuh setiap bayi laki-laki ibrani lahir
kecuali perempuan biarkan hidup
mereka hanya makhluk lemah
tak jadi ancamanÂ
panas telinga pua
mendengar titah firaun
baru ia akan membuka mulut
sifra menyikutnya
sekarang pergi dari hadapanku
delapan hari dari sekarang
kembali melapor, kata firaunÂ
mendung di atas kepala sifra dan pua
mereka berjalan menyusuri tepi sungaiÂ
sampai mereka keletihan
berhenti di bawah pohon premÂ
sifra duduk diam mendengar suara anginÂ
pua duduk diam mendengar suara sungaiÂ
Â
kita akan buktikan firaun salah
perempuan sama sekali tidak lemah, kata puaÂ
firaun adalah firaun
kita harus menjalankan hukum, kata sifra
Â
lagi mereka termenung Â
seorang memanggil-manggil
"ada ibu pecah ketuban Â
perlu pertolongan"
seorang bayi laki-laki ibrani lahir
seorang ibu menangis sukacita
sifra berusaha mengingat wajah firaun
tetapi matanya memandang ibu tersenyum
pua berusaha mengingat suara firaun
tetapi telinganya mendengar suara orok mengerihÂ
sifra mendengar suara ibu menyusui bayinya
pua mendengar napas bayi menyusu ibunya
firaun kuat, kata sifra
lebih kuat suara ibu menyusui bayinya
firaun kuat, kata pua
lebih kuat suara bayi menyusu kepada ibunyaÂ
sifra mendengar napas ibu
pua mendengar napas bayi
napas kehidupanÂ
napas semesta
semesta bernapas  Â
pohon bernapas
air bernapas
bulan bernapas
kupu-kupu bernapas
istana bernapas
firaun bernapas
delapan hari kemudian
sifra dan pua berdiri di depan firaunÂ
kedua tangan mereka bertaut kuatÂ
"aku masih mendengar tangis bayi laki-laki di kampung ibraniÂ
apa yang kalian lakukan ini"
firaun meradang
aku perempuan, aku seorang ibu, aku tak sanggup membunuh seorang bayi, kata sifra
aku perempuan, aku bernapas, aku tak sanggup menghentikan napas seorang bayi, kata pua
"aku berkuasa menghentikan napas kalian" gertak firaun
kau tidak punya hak atas napas siapa pun
kalau kau menghentikan napas kami
kau pun akan berhenti bernapas
istana ini akan berhenti bernapas
dunia akan berhenti bernapas
peradaban akan berhenti bernapas
firaun menatap sifra dan pua  Â
sifra dan pua balik menatap firaun
sampai heningÂ
menguasaiÂ
sampai sifra dan pua undur diri
dan firaun mati gayaÂ
Â
19/1/19
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI