Balige, awal Maret 2022
Catatan:
Tracy Trinita adalah model remaja yang hits tahun 1990-an, tinggal di Bali. Pertama ia memenangi lomba model Elite majalah remaja Mode, dan terpilih ke New York. Setelah itu ia menjadi model international, dikenal karena keunikan wajahnya, dan menjadi pujaan remaja Indonesia dan dunia.
Lama tidak mengikuti beritanya kecuali posenya sekilas-sekilas di brand-brand fashion dunia. Â Pada satu hari ia bicara tentang Tuhan. Terkejut dengan perubahan ini, saya membacanya, ternyata ia telah menyelesaikan sekolah teologi di Inggris selama tiga tahun. Sejak itu saya memperhatikannya.Â
Tahun 2013, ia bergabung di satu lembaga pelayanan RZIM (Ravi Zacharias International Ministry), yang dipimpin oleh Ravi Zacharias (1946-2020), pastor India berkebangsaan Amerika. Pendeta Ravi sangat berkarisma, ia menulis 30 buku, berkhotbah di depan jutaan orang, melayani umat selama 40 tahun. Ratusan rekaman videonya ditonton langsung oleh ribuan orang. Banyak tokoh kristen mengaku banyak dipengaruhi olehnya. Saya termasuk salah satu pengagumnya.
Pada Mei tahun 2020 Ravi meninggal dunia akibat kanker. Setelah ia meninggal banyak perempuan mengaku telah mengalami kekerasan seksual oleh Ravi. Tahun 2021 RZIM meminta lembaga hukum Miller & Martin untuk melakukan investigasi mengenai kemungkinan kebenaran skandal tersebut.Â
Miller & Martin mewawancara ratusan perempuan termasuk terapis pijat di banyak lokasi dan data dari empat hape pribadi Ravi. Atas investigasi tersebut, terbukti Ravi telah melakukan banyak sekali kejahatan seksual atas ratusan perempuan di banyak tempat, terutama di Thailand. Lembaga RZIM meminta maaf kepada dunia, akan meniadakan semua yang berkaitan dengan Ravi, termasuk buku dan rekaman, dan menutup lembaga.Â
Dunia terkejut atas temuan itu, termasuk saya. Lalu teringatlah saya pada Tracy Trinita. Mencari medsos IG-nya, mengikutinya, dan mencari tahu keadaan dan komentarnya sekitar skandal RZ.Â
Saya mendengarkan Tracy, turut menangis ketika badai itu menerpa keluarga besar RZIM di Indonesia. Dan saya mengagumi, dan berterima kasih dengan cara Tracy menanggapi masalah yang sangat sangat sensitif dan kontroversial itu, termasuk perasaannya, sampai saya menuliskannya dalam puisi-puisi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H