Haruskah Mempercayai Ajaran Ahlul Kitab?
Oleh: Ita Nuraeni
Pada dasarnya agama Yahudi dan Nasrani atau Ahlul kitab adalah agama samawi yang sumbernya dari Allah SWT. Dan agama-agama tersebut juga mengajarkan tentang ketauhidan. Namun, yang menjadi problem masyarakat hari ini adalah banyak ajaran-ajaran dari Ahlul kitab ini yang sudah tidak murni lagi.
Sehingga mendatangkan kebimbangan dikalangan masyarakat, apakah harus mengimani ajaran ahlul kitab atau tidak mengimaninya. Karena disisi lain, agama mereka itu adalah agama samawi yang datangnya dari Allah SWT tapi disisi lain ajarannya sudah  banyak yang melenceng atau tidak murni lagi. Lalu bagaimanakah hukumnya mempercayai ajaran Ahlul Kitab?
Secara istilah Ahlul Kitab berasal dari dua kata bahasa Arab yang tersusun dalam bentuk Idhafah yaitu ahlu dan Al-kitab. Ahlu berarti pemilik , ahli. Sedangkan Al- kitab berarti kitab  suci. Ahlul Kitab  berarti, "Pemilik Kitab Suci", yakni para umat nabi yang diturunkan kepada mereka kitab suci atau wahyu Allah.
Dalam hal ini Imam Syafi'i (w. 204 H) menegaskan bahwa yang dimaksud Ahlul Kitab hanya terbatas pada dua golongan saja, yaitu  golongan Yahudi dan Nasrani dari Bani Israel. Sedangkan diluar Bani Israel, sekalipun beragama Yahudi atau Nasrani, menurut Imam Syafi'i, tidak termasuk Ahlul Kitab.
Imam Syafi'i  berargumen bahwa Nabi Musa a.s dan Isa a.s hanya diutus untuk kaumnya, yaitu Bani Israel (hal ini menunjukkan bahwa objek seruan Nabi Musa a.s dan Nabi Isa a.s yang diutus hanya Bani Israel).  (Tafsir Imam Syafi'i , vol. II, hlm. 56 )
Ahlul Kitab menurut pandangan ulama ahli tafsir, yang pertama menurut Ibnu Katsir, beliau berpendapat bahwa yang disebut dengan Ahlul Kitab adalah kaum Yahudi dan Nasrani, pemilik kitab Taurat dan Injil, maupun pengikut-pengikutnya dari kelompok mereka
Kedua menurut  Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari  berpendapat bahwa kata "Ahlul Kitab" hanya digunakan untuk menyebut dua komunitas agama samawi sebelum datangnya Islam yaitu orang-orang yang memeluk agama Yahudi dan Nasrani saja.yang ketiga, Ahmad Musthafa Al-Maraghy berpendapat bahwa yang disebut dengan Ahlul Kitab hanyalah mereka yang menganut agama Yahudi dan Nasrani saja bukan diluar mereka
Dan yang terakhir adalah menurut Sayyid Qutub, ia berpendapat tidak berbeda dengan ulama tafsir diatas bahwa yang di sebut Ahlul Kitab adalah orang-orang yang menganut agama Yahudi dan Nasrani.
Rasulallah SAW bersabda dalam suatu hadis: "Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar bahwa Orang-orang Ahlul Kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan menjelaskannya kepada orang-orang Islam dengan bahasa Arab.
Melihat hal itu Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda: Janganlah kalian mempercayai Ahlul Kitab dan jangan pula mendustakannya. Tetapi ucapkanlah; Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang telah diturunkan kepada kami. (Al Baqarah: 136)." (HR. BUKHARI)