Mohon tunggu...
Itam Manis
Itam Manis Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca,menulis dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Nasrani Masuk Islam

16 April 2023   22:52 Diperbarui: 16 April 2023   22:59 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imam Syafi'i (Muhammad bin Idris) pernah bercerita: 'Saya pernah melihat di Mekkah seorang yang dahulu beragama Nasrani (boleh dibilang) dia sudah mempunyai gelar uskup. Pada kali ini sedang menjalankan thawaf. Saya berkata kepadanya: 'Apa yang membikinmu enggan terhadap agama nenek moyangmu.' '

Lalu dia berkata: 'Aku telah menggantinya dengan jalan yang lebih baik.' Aku (Imam Syafi'i) berkata: 'Bagaimana kisahnya sampai demikian?' Lalu dia bercerita tentang saya: 'Pada suatu hari saya pergi dengan kapal laut, ketika sampai di pertengahannya, tiba-tiba karena satu dan lain sebab, kapal itu terbelah, akhirnya saya berusaha untuk mencari keselamatan, saya bertautan dengan sepotong papan.

Kulihat gelombang laut bergumpalan, laksana gunung-gunung yang tampak dari kejauhan, aku hanya mengikuti arusnya. Akhirnya aku pun terpental ke tepi laut. Saat saya berjalan-jalan di pulau itu, di sana terdapat banyak pepohonan yang berdaun rindang, buahnya lebih manis dari madu, lebih empuk daripada keju.

Di sana juga ada sungai yang mengalir dengan indahnya, airnya tawar. Aku berkata: Alhamdulillah, aku bisa makan buah-buahan ini, aku juga bisa minum dari air sungai ini, sehingga aku mendapat petunjuk jalan dan musibahku dipudarkan oleh Allah swt. Pada saat itu, yang paling menyusahkan, di kala matahari mulai terbenam, bayangannya telah berubah menjadi alam

Saya takut jika nanti ada binatang buas yang datang dan memakannya. Aku ingin perlindungan, lalu aku memanjat pohon di sampingku, aku duduk di atas tangkainya, akupun tertidur setelah menyelesaikan kuikat dengan tali, hingga pada suatu saat akupun tidak sampai terjatuh.

Namun di tengah malam telah tiba, tak kuduga, akupun melihat binatang yang berenang di udara, membaca tasbih, lidahnya fasih. Dia membaca lailaha illahal Ghaffar, Muhammadun Rasulullah Annabiyyul mukhtar ( ) artinya Tidak adaTuhan selain Allah Yang Maha Pengampun, dan Muhammad adalah Rasulullah sebagai Nabi yang terpilih.

Ketika binatang tersebut mendekat ke pantai, tiba-tiba lain dari binatang biasanya, berkepala burung kasuari bertampan manusia, berkaki unta dan ekornya seperti ikan. Akupun takut kebinasaan diriku, aku turun dari pohon dan aku lari.

Lalu dia melihatku dan berkata: 'Berhentilah, bila kamu masih tetap berlari kamu akan binasa.' Akupun berhenti, lalu berkata: 'Apakah agamamu?' Aku berkata: 'Kristen.' Lalu dia berkata lagi: 'Celaka kamu wahai orang yang merugi, kembalilah memeluk agama yang lurus.'

Sesungguhnya kamu sekarang bertempat di daerah jin yang mukmin, tidak akan bisa selamat kecuali orang yang muslim. Saya berkata: 'Bagaimana caranya memeluk Islam? Dia berkata: 'Bacalah Asyhadu anla ilaha illallah wa anna Muhammadan Rasulullah.' Lalu aku membaca.

Lalu binatang itu berkata: 'Kamu berkehendak untuk tinggal di tempat ini atau kembali ke keluargamu?' Lalu aku menjawab: 'Aku kembali kepada keluargaku.' Kemudian dia berkata: 'Berdiamlah di tempatmu, sebentar lagi ada kapal yang lewat di mukamu, akupun diam dan binatang itu juga turun ke laut lagi, hingga pergi menghilang dari pandanganku.'

Lalu ada kapal yang lewat di mukaku, akupun melambaikan tangan untuk menyetopnya, lalu kapal itu berhenti dan membawaku. Setelah saya sampai di dalamnya, saya bertemu dengan dua belas orang yang semuanya lagi memeluk agama Nasrani, lalu saya ceritakan apa yang menimpa saya dan merekapun mulai sadar dan mau memeluk agama Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun