Mohon tunggu...
Itak Khoirunnisak
Itak Khoirunnisak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, Saya kompasianer baru. Hobi saya membaca dan sekarang sedang ingin beralih pada kepenulisan. Konten yang saya sukai random, mulai dari kesehatan, politik, ekonomi, hingga gosip.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bimbingan Konseling sebagai Metode Dakwah

21 September 2022   16:01 Diperbarui: 21 September 2022   16:12 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rabu, 21 September 2022

Sebagai mahasiswa BKI/BPI pasti kalian nggak asing dong dengan materi ini...?

Nah, dalam artikel kali ini saya akan sedikit membagikan pemahman saya mengenai materi bimbingan konseling sebagai metode dakwah.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui apa sih pengertian dari bimbingan konseling?

Kata bimbingan dan konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu "guidance" dan "counseling". Guidance artinya membimbing, mengarahkan, memandu, mengelola, dan menyetir. Sedangkan counseling berarti nasihat, pembicaraan, dan anjuran.

Secara istilah bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai proses pemberian bantuan oleh seorang tenaga professional kepada klien, agar klien dapat menyelesaikan masalah yang dimiliki/dihadapinya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas dari konselor bukan memberikan solusi, akan tetapi membantu individu bagaimana caranya agar individu tersebut dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri.

Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari bimbingan dan konseling, lalu bagaimana bimbingan dan konseling ini bisa dijadikan sebagai metode dalam pelaksanaan dakwa?

Dakwah sendiri berarti mengajak, menyeru kepada kebaikan. Lah yang diajak ini siapa?

Pastinya adalah mad’u.

Dari perbedaan kondisi Mad’u inilah seorang da’i juga harus menggunakan metode yang berbeda.

Metode dakwah seperti bil Hikmah, Mauidza Hasanah, dan al-Mujadalah sangat tidak sesuai apabila digunakan pada mad’u berkebutuhan khusus atau pasien. Karena pada dasarnya mereka bukan menginginkan diceramahi, diajak berdiskusi, ataupun dinasihati. Akan tetapi yang mereka butuhkan adalah motivasi, dukungan, dorongan yang bertujuan lebih menguatkan keimanan mereka dan berusaha menyembuhkan penyakit mental yang mereka derita akibat dari penyakit fisik yang menggerogoti diri mereka.

Sependek pengetahuan saya itulah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf dan terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun