Mohon tunggu...
Ita Herlita
Ita Herlita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sasindo Universitas Pamulang

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Proses Reduplikasi dalam Morfologi

6 Desember 2022   08:50 Diperbarui: 6 Desember 2022   12:47 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata.

Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. 

Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal, baik itu seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar.

Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.

Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki", "sayur-mayur" dan sebagainya.

Macam-macam Pengulangan

Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat di golongkan menjadi empat golongan :

1. Penggulangan Seluruh

Penggulangan seluruh yaitu bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks. Misalnya seperti di bawah ini:

Sepeda : bersepeda

Buku : buku-buku

2. Pengulangan Sebagian

Pengulangan sebagian yaitu dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak diulang seluruhnya. Hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks. Misalnya seperti di bawah ini:

Bentuk meN-

Mengambil : mengambil-ambil

Bentuk di-

Diusai : diusai-usai

Bentuk ber-

Berjalan : berjalan-jalan

Bentuk ter-

Terbatuk : terbatuk-batuk

Bentuk ber-an

Berlarian : berlari-larian

Bentuk –an

Minuman : minum-minuman

Bentuk ke-

Kedua : kedua-dua

3. Pengulangan yang Berkombinasi dengan Proses Pembubuhan Afiks

Dalam bagian ini bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.

Contoh:

Lauk : lauk-pauk

Ramah : ramah-tamah

4. Dwilingga Salin Suara

Kata ulang dwilingga salin suara adalah kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem konsonan).

Contoh:

Perubahan vokal

Gerak = gerak-gerik

Balik = bolak-balik

Perubahan konsonan

Sayur = sayur-mayur

Cerai = cerai-berai

5. Dwipurwa

Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari bentuk dasar.

Contoh:

Tangga-tetangga

Luhur-leluhur

6. Kata ulang berimbuhan

Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan inbuhan(afiks).

Contoh:

Daun = daun-dedaunan

Ganti         = ganti-bergantian

7. Kata ulang semu

Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.

Contoh:

Kupu-kupu

Kura-kura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun