Â
JAKARTA- Â Aplikasi layanan transportasi online Gojek Indonesia diklaim telah berkontribusi mencapai Rp9,9 triliun per tahun terhadap roda perekonomian Indonesia.
 dampak GO-JEK terhadap perekonomian Indonesia. Pada akhir tahun 2017, LD FEB UI menjalankan riset megenai dampak sosial dan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung yang dihasilkan oleh GO-JEK pada perekonomian Indonesia.Â
Hasil riset membuktikan bahwa GO-JEK menyumbangkan 9,9 triliun rupiah terhadap perekonomian nasional. Â Penelitian yang melibatkan lebih dari 7.500 resonden tersebut mewakili populasi mitra pengemudi, UMKM (mitra usaha mikro, kecil, dan menengah), dan konsumen yang berada di 9 wilayah yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabotabek, DIY Yogyakarta, Makasar, Medan, Palembang, Surabaya. Responden tersebut merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam 1 bulan terakhir.
GO-JEK memiliki dampak sosial ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Berdasarkan hasil peneliian, 89% konsumen mengatakan bahwa GO-JEK telah memberikan dampak yang agak baik sampai dengan sangat baik bagi masyarakat secara umum.
 Disamping itu sebanyak 78% konsumen berpendapat bahwa jika GO-JEK berhenti beroperasi, maka pemberhentian tersebut membawa dampak agak buruk sampai dengan sangat buruk bagi masyarakat. Hasil pendapat oleh para konsumen tersebut membuktikan bahwa dengan hadirnya aplikasi GO-JEK sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.Â
Dan konsumen akan merasakan kesulitann untuk memenuhi salah satu kebutuhannya jika muncul kebijakan terkait larangan bagi GO-JEK beroperasi. Disamping itu, hadirnya GO-JEK mampu mengurangi tekanan pengangguran yang selama ini melanda Indonesia dengan cara memperluas kesempatan kerja. 77% pengemudi adalah masyarakat berusia produktif yaitu 2039 tahun, 75% adalah lulusan SMA dan 15% adalah lulusan perguruan tinggi.
Melalui profesi yang ditawarkan oleh perusahaan digital ini yaitu pengemudi GO-JEK, banyak masyarakat yang merasa puas terhadap penghasilan yang didapatkan. Hal tersebut dibuktikan melalui persentase kepuasan pengemudi.Â
Ternyata bukan hanya peningkatan terhadap pendapatan para pengemudi, kualitas hidup pengemudi 80% lebih baik setelah bergabung menjadi mitra pengemudi GO-JEK. Tak hanya bagi pengemudi, hal yang sama pun dirasakan oleh mitra UMKM yang terkena imbas dari keberadaan aplikasi GO-JEK.
Faktanya adalah setelah menjadi mitra UMKM dengan GO-JEK, 56% mitra UMKM mengalamin peningkatan volumen transaksi sebesar lebih dari 10%. Dampak yang dapat dikatakan baik untuk para mitra menjadi salah satu peluang bagi mereka untuk meningkatkan omzetnya. Mitra UKKM dapat beroperasi dengan lebih efisien dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Terkait hal tersebut, maka layanan GO-JEK yang telah membuka akses pasar, mendorong penggunaan teknologi dan meningkatkan aset usaha.
Hasil penelitian juga membuktikan bahwa 94% mitra UMKM merasa bahwa GO-JEK memberlakukan mereka secara setara sampai diuntungkan. Mereka juga merasa dihargai dan diberlakukan dengan adil oleh GO-JEK. Perlakuan yang menguntungkan ini membawa dampak sosial yang baik bagi para mitra UMKM dalam menekuni usaha masing-masing. Meningkatnya volume transaksi mitra UMKM yang menggunakan jasa GO-JEK maka meningkat pula konsumen GO-JEK.
Penelitian tentang perubahan sosial yang diakibatkan perkembangan teknologi dinilai penting agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran. Bahkan, aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini dianggap meningkatkan kesejahetraan keluarga mitra pengemudi, baik dari sisi penghasilan maupun pengeluaran.
"Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Gojek. Rata-rata pengeluaran mitra pengemudi meningkat 31 persen sejak bergabung dengan Gojek," ungkapnya.
Pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu tercatat Rp3,48 juta per bulan atau 1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei yang sekitar Rp2,8 juta per bulan.
Pendapatan rata-rata seluruh mitra pengemudi yang senilai Rp3,31 juta tercatat lebih tinggi dibandingkan pendapatan pekerja sejenis. Di antaranya, pegawai sektor transportasi yang sekitar Rp3,1 juta, pegawai sektor industri Rp2,34 juta, dan pegawai negeri Rp2,66 juta.
Sebanyak 80 persen dari jumlah responden mitra pengemudi merasa kualitas hidupnya lebih baik, dan 10 persen merasa jauh lebih baik setelah bergabung dengan Gojek.
Riset ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan publik dan media tentang potensi manfaat sosial ekonomi Gojek Indonesia.
Responden merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Sampel mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di sembilan wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H