Penelitian tentang perubahan sosial yang diakibatkan perkembangan teknologi dinilai penting agar pengambilan kebijakan dan pendekatan program-program pemberdayaan masyarakat tepat sasaran. Bahkan, aplikasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim ini dianggap meningkatkan kesejahetraan keluarga mitra pengemudi, baik dari sisi penghasilan maupun pengeluaran.
"Rata-rata pendapatan mitra pengemudi meningkat 44 persen sejak bergabung dengan Gojek. Rata-rata pengeluaran mitra pengemudi meningkat 31 persen sejak bergabung dengan Gojek," ungkapnya.
Pendapatan rata-rata mitra pengemudi penuh waktu tercatat Rp3,48 juta per bulan atau 1,25 kali lebih besar daripada rata-rata upah minimum kota di sembilan wilayah survei yang sekitar Rp2,8 juta per bulan.
Pendapatan rata-rata seluruh mitra pengemudi yang senilai Rp3,31 juta tercatat lebih tinggi dibandingkan pendapatan pekerja sejenis. Di antaranya, pegawai sektor transportasi yang sekitar Rp3,1 juta, pegawai sektor industri Rp2,34 juta, dan pegawai negeri Rp2,66 juta.
Sebanyak 80 persen dari jumlah responden mitra pengemudi merasa kualitas hidupnya lebih baik, dan 10 persen merasa jauh lebih baik setelah bergabung dengan Gojek.
Riset ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan publik dan media tentang potensi manfaat sosial ekonomi Gojek Indonesia.
Responden merupakan mitra dan konsumen yang aktif dalam satu bulan terakhir. Sampel mewakili populasi mitra pengemudi, mitra UMKM, dan konsumen di sembilan wilayah, yaitu Bandung, Bali, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H