Kebutuhan musiman tertentu niscaya akan diserbu saat momennya tiba...
Saat Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru), yakni 24-25 Desember hingga 1 Desember setiap tahunnya, menjadi masa liburan panjang (long holiday).
Siswa-siswi sekolah maupun para karyawan/ pekerja, menyambutnya dengan penuh kegembiraan. Kebanyakan dari mereka pun telah mempersiapkan rencana melancong dan rileksasi sesuai anggaran/ bujet masing-masing.
Maka tak mengherankan jika beragam produk makanan dan minuman (mamin) pun jadi laris manis pada momen liburan sekolah, perayaan agama, sekaligus selebrasi pergantian tahun ini.
Selain para produsen dan pelaku bisnis di sektor makanan dan minuman, para pengusaha di bidang komoditas pakaian dan alas kaki (sepatu) juga bergirang hati penuh optimis dalam menangguk cuan akibat berkah perayaan Nataru tersebut.
Melakukan perjalanan wisata juga menjadi opsi/ pilihan paling favorit bagi masyarakat, sehingga sektor pariwisata dan bisnis yang berkaitan dengan sektor tersebut tak ayal mengalami lonjakan pendapatan.
Tapi tahukah pembaca, selain hal sandang, pangan, pelesir, seperti tersebut di atas, ada beberapa hal lagi yang diserbu menjelang Nataru?
Berikut informasinya:
1. Valuta asing (valas)
Banyak pihak membutuhkan valas di saat akhir tahun. Permintaan akan valas yang meningkat drastis ini mengharuskan perbankan agar mempersiapkan likuiditas valas tersebut secukup mungkin.
Beberapa alasan lonjakan valas, yakni:
-. untuk pembayaran kewajiban/ utang luar negeri dari korporasi yang jatuh tempo di penghujung tahun
-. untuk biaya perjalanan liburan ke luar negeri
-. untuk pembayaran pendidikan (luar negeri) pada semester akhir tahun
-. terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan internasional jelang Nataru
2. Mal
Jika perhotelan mengalami kenaikan tingkat okupansi di saat Nataru, maka hal tersebut adalah jamak. Namun tidak semua penikmat libur Nataru memilih perjalanan pesiar ke luar kota atau bahkan melancong ke luar negeri.
Maka para warga kota yang termasuk kelompok tersebut memilih bertandang ke mal-mal, untuk bersantai dan menikmati waktu liburan mereka.
Dengan demikian, pemilik dan pengelola mal pun menjala profit dalam bentuk pendapatan berulang.
Sumber:
Dirangkum dari berbagai media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H