Meskipun angin pesimistis berhembus kencang di dunia global, namun semilir optimisme terus dihembuskan di dalam negeri, tak terkecuali di tahun 2023 ini. Pesisimisme global tersebut secara umum diakibatkan oleh dampak dari inflasi tinggi, resesi, suku bunga tinggi, konflik politik, peperangan (resiko geopolitik), krisis pangan, dan krisis energi.
Tentu saja tak ketinggalan sektor energi yakni migas (minyak dan gas) nasional, turut optimis mencanangkan semangat investasi di sektor vital tersebut. Meskipun 'bayang-bayang kelabu' akibat realisasi produksi pada tahun lalu (2022) belum berhasil mencapai target, Pemerintah melalui SKK Migas (Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) tetap percaya diri untuk meningkatkan nilai investasi di sektor hulu migas.
Target (dalam Nilai Dolar dan Jumlah produksi)
Dengan visi dan rencana yang baik, maka Pemerintah melalui Kementerian ESDM menghalau rasa negatif dan pesimis, dengan membidik target investasi di hulu migas (minyak dan gas) senilai US$ 17,4 miliar, dimana nilai investasi khusus untuk hulu minyak sendiri adalah sekitar US$ 15,54 miliar.
(Bandingkan dengan investasi untuk sektor hilir migas yang sebesar $ 67,6 miliar)
(*) bph/ BPH: barel per hari